Minggu, 04 November 2012

kereta matarmaja


minggu terakhir bulan september 2012 lalu, tiba-tiba ada keinginan yang sangat kuat untuk pulang kampung. mungkin karena udah lama engga pulang, menyambangi orang tua tercinta, jadinya kayak gini hehe. terakhir pulang bulan januari 2012 dengan mengajak istri. ditambah lebaran juga ga mudik pula.. biasanya siy kalau ada dinas ke jawa timur, saya selalu menyempatkan diri sekalian mampir ke rumah. namun tahun 2012 ini, ko ga ada tugas ke sana hehe..
akhirnya hunting tiket di internet. mulai dari tiket pesawat, sampai tiket kereta. nyari penerbangan murah melalui situs utiket.com untuk lima hari ke depan (29 september 2012), baik yang ke surabaya maupun ke malang, ko ga nemu. ke malang jelas ga mungkin ada tiket murah, cuz hanya ada tiga maskapai (sriwijayabataviadangaruda) yang melayani dari jakarta-malang tiap harinya, dengan enam kali vv per hari. sebenarnya ada satu lagi maskapai yang melayani rute tersebut (lion), namun harus transit denpasar. melalui surabaya, kalau dipikir lagi akan sangat menghabiskan waktu di jalan.
so.. tiba saatnya hunting tiket kereta. sepertinya jadi pilihan yang tepat pada mudik kali ini, karena (1) saya pulang sendirian aja, tanpa mengajak istri (2) setelah menikah tahun 2008 lalu, belum pernah pulang kampung dengan moda transportasi massal ini (3) lebih deket dengan tujuan, ongkos dapat ditekan.
sekarang tiket kereta dapat dipesan langsung melalui situs resmi kereta api. namun saat itu sepertinya kurang update karena menampilkan lebih sedikit pilihan kereta. saya menggunakan situs tiket.com untuk melihat kemungkinan ada tidaknya tiket untuk kepulangan saya akhir september tersebut.
lihat pilihan kereta, masih terdapat kursi untuk kereta eksekutif gajayana, kereta bisnis senja singosari, dan kereta ekonomi matarmaja. lihat harganya, waw.. sangat beragam. dari Rp385.000 ,- sampai dengan Rp55.000,-. terlihat juga pilihan kereta ekonomi matarmaja ac seharga Rp155.000,-. saya membayangkan, ini pasti keretanya sama dengan ka bogowontoh, atau ka gajahwong yang pernah mengantarkan mertua saya ketika mendadak ada urusan di yogyakarta.
tiba-tiba saya kepikiran untuk mencoba kereta tersebut.. wah, itu kan nyaman bangettt, murah meriah lagi. akhirnya dengan mantap pencet “pesan”, dan lanjut isi data diri, transaksi pembayaran, dan terima lembar konfirmasi tiket melalui email. lembar konfirmasi itu berisi kode booking yang diperlukan saat melakukan pencetakan tiket yang sebenarnya di loket pemesanan kereta di stasiun.
tanggal 29 september 2012 adalah hari jumat, hari kerja. saya harus ijin untuk pulang lebih awal dari jam pulang sebenarnya, dan rela dipotong tunjangan bulan depan sebesar 2,5% untuk hal ini, karena ka matarmaja berangkat dari stasiun senen jam 14.05 wib. ya udah, mo gimana lagi. dengan semangat 45, keluar kantor jam 13.15 wib, dan sampai stasiun jam 13.30 lebih. beli minuman di minimarket depan stasiun, dan langsung ngacir ke ruang tunggu stasiun. eeiitt.. sekarang ada proses chek in juga, dengan menunjukkan tiket keberangkatan kita serta kartu identitas yang sah. dicocokin nama antara nama yang tertera di tiket dengan nama yang ada di kartu identitas, kalau sama langsung di stempel, dan silakan masuk.
satu rangkaian kereta sudah tersedia di jalur satu stasiun senen. saya menanyakan ke salah satu petugas, kereta apa ini? “matarmaja..” whattt?? ko sama kayak kereta ekonomi yang lainnya. huaahh.. down saya. jangan-jangan ga ada ac-nya, wah gawat nih. beda ama yang ditawarkan saat penjualan. “gerbong 8 ac ada??”, tanya saya lagi. “yang ac di depan mas..”. hadeuh. ternyata dari sembilan gerbong, hanya dua gerbong yang dilengkapi ac split, dan dijual Rp100.000 lebih mahal dari gerbong yang ga ber-ac.
ya wis, udah terlanjur… mau ga mau selama 17 jam ke depan saya harus menikmati perjalanan dengan kereta itu. ada sisi positif dalam hal pelayanan pt.kai untuk kenyamanan para ‘sewa’ yang menggunakan jasa mereka. dimana tidak ada lagi dijual tiket tanpa tempat duduk, dan sepanjang perjalanan tidak ada pengamen serta pengemis. hal ini sedikit banyak menambah kenyamanan dalam perjalanan berkereta.
mengenai ketepatan waktu, ini di luar dugaan saya. dulu naik kereta identik dengan kemoloran, ketidaktepatan waktu, keterlambatan yang berjam-jam. sehingga berusaha untuk menghindari moda tranportasi ini. dalam tiket saya, akan sampai di stasiun kepanjen pada pukul 7.11 wib. entah kebetulan atau memang udah pelayanan yang sesuai standar, tepat pukul 7.11 wib ka matarmaja sampai di stasiun kepanjen. kakak saya yang menjemput tidak perlu menunggu waktu lama di stasiun.
hal ini saya alami pula saat kembali dengan kereta yang sama pada hari minggunya (1 okober 2012). jadwal sampai di stasiun jatinegara jam 9.10 wib pada hari seninnya, dan benar kereta tiba pukul 9.15 wib. hanya terlambat empat menit dari jadwal di tiket. selanjutnya, dari stasiun jatinegara ke stasiun buaran, saya bisa menggunakan tiket matarmaja tersebut sebagai tiket terusan. so tidak perlu mengeluarkan uang lagi untuk membeli tiket komuter, cukup menunjukkan tiket perjalanan kita sebelumnya.
saya sangat berharap pelayanan pt.kai akan lebih ditingkatkan lagi, sehingga terdapat moda transportasi missal yang nyaman dan bisa diandalkan ketepatan waktunya. semoga…

barisan dalam sholat


barisan dalam sholat atau yang lebih dikenal dengan shaf, adalah barisan di belakang iman saat sedang dilaksanakannya sholat berjamaah. tentunya sangat sering kita jumpai apabila kita dalam lima kali sehari menjalankan ibadah sholat berjama’ah di masjid di awal waktu.
shaf yang rapat.
saya sering mengamati shaf saat menjalankan sholat berjama’ah, baik di masjid daerah tempat tinggal, maupun di masjid kantor. di kantor ada masjid al-amin kemenkeu. saya seringnya dapat shaf kedua atau ketiga pada saat sholat dzuhur atau ashar. walau pernah juga dalam hitungan jari dapat shaf paling belakang atau malah di luar karena kapasitas masjid yang udah saatnya. informasi aja, untuk kedua sholat itu di setiap harinya, alhamdulillah masjid al-amin selalu penuh, bahkan sampai di emperan masjid, baik di kanan, di kiri, dan di bagian belakang.
secara umum, shaf pada saat sholat jama’ah di kantor lebih baik, rapat dan lurus. yang sering saya jumpai, temen-temen yang masih muda bahkan sampai merapatkan antara jari kelingking kaki yang kanan dan kiri, dengan jama’ah lain di sebelahnya. saya jarang menjumpai renggangnya shaf dalam sholat berjama’ah di masjid tersebut.
di lingkungan tempat tinggal, terasa beda. lebih sedikit jama’ah yang bersedia merapatkan shaf demi kesempurnaan sholatnya. kadang saya rapatkan jari kelingking kaki saya dengan jama’ah di sebelah kiri saya, eh dianya ‘lari’, mmm.. menjauh maksudnya, walau beberapa inci. mungkin kurang menyadari betapa penting rapatnya shaf dalam sholat berjama’ah.
ada satu jama’ah yang membuat saya tidak mau dekat dengan jama’ah tersebut saat sholat berjama’ah. yang ini tak patut dicontoh pemirsa hehehe.. kenapah gituh?? cuz yang bersangkutan selalu bawa sajadah yang lebar saat ikut berjama’ah sholat di masjid baitul mu’minin perumnas klender. padahal di masjid telah tersedia sajadah tiap shafnya, sebagaimana masjid-masjid yang lain. yang membuat saya melakukan hal itu adalah saat antara orang tersebut dengan jama’ah lain renggang, dan tidak mungkin satu orang dewasa mengisinya, dia ga mau bergeser, tetap berada di sajadah besar nan agung ituh. kenapa dia yang bergeser? ya iya lah, dia sering berdiri di sebelah kiri. kan klu renggang doi geser ke kanan duong… nah itu yang ga mau doi lakukan, sehingga shaf jadi ga sempurna. kecuali klu yang bersangkutan berdiri tepat di belakang imam.
renggangnya shaf tersebut biasanya ‘terpaksa’ diisi dengan satu jama’ah sukarelawan. hahaha.. iya, shafnya jadi sangat rapat, mungkin ga nyaman untuk ukuran sholat yang dituntut untuk khusuk. rapat oke, terlalu rapat jadi ga khusuk.
awal shaf.
dan satu lagi, yang sering menggelitik pikiran saya saat sholat berjama’ah. pemahaman kita tentang dari mana shaf dimulai? ada yang berpendapat, dari kanan duuoong… ada juga yang berpendapat dari tengah. dan yang paling tepat adalah shaf dimulai dari tengah, persis di belakang imam. kalau cumin berdua sama imam, makmum harus berdiri di samping imam lebih kebelakang sedikit.
apabila kita memulai shaf dari kanan, saya ga bisa ngebayangin gimana kalau di istiqlal suat saat hanya terdapat dua makmum. waaaww.. imam di tengah, sementara dua makmumnya jauh di sebelah kanan. hmm, musuhan niihh?? hihihih.
tyus, apa yang menggelitik pikiran saya tentang hal ini? jawabnya adalah : saya tidak jarang berdiri nomor dua pada bagian kanan sebuah shaf. sebelah kanan saya masih ada satu orang lagi, dan setelahnya tembok masjid. nah saat jama’ah dengan postur tubuh yang pas, maka tak jadi masalah. namun kadang, antara satu orang sebelah kanan saya dengan tembok masih ada ruang yang tidak dapat diisi dengan satu orang penuh, maka biasanya yang saya jumpai adalah, jama’ah tersebut lebih memilih berdiri dengan menyisakan ruang antara saya dan dia, dan ruang antara dia dan tembok, biar terlihat ciamik.
hal tersebut tentunya salah pemirsa… kenapa tidak lebih baik merapat ke saya aja. kan mulainya shaf dari tengah, to? “ntar di sebelah kanan diisi setan dun??” halah, jangan lebay deh, kalau situ ngasi ruang di kanan dan kiri, setannya malah dua, di kanan ente ada, di kiri juga ada hehe..
peran penda’i.
sering denger pengajian dan ceramah tentang peradaban, politik islam, sejarah, blaa blaa blaa.. namun kadang tentang sholat jarang di bahas. mungkin para penceramah udah mengira bahwa ibadah itu udah hafal karena dilaksanakan oleh umat muslim lima kali satu hari. padahal ibadah yang berperan sebagai pembeda antara muslim atau bukan itu, masih banyak yang perlu dibenerin apabila melihat apa yang saya ceritakan di atas.
“kan mereka bisa belajar sendiri??” halah lebay lagi, kalau udah belajar mah, ga mungkin terjadi seperti apa yang saya ceritakan dun. saya berharap saat berceramah, anda menyempilkan sedikit tentang hal ini. ringan, namun sangat berarti bagi kesempurnaan ibadah sholat kita. insya Allah…

"ente qurban ga?"


idul adha, salah satu hari raya umat islam yang diarayan satu tahun sekali. selain itu ada juga hari raya umat muslim yang lain, seperti idul fitri, tahun baru hijiyah, dan yang tak kalah penting yang kita rayakan dalam satu minggu sekali, yaitu hari jumat.
idul adha, sangat  erat kaitannya dengan ibadah qurban. ibadah agung yang bersumber dari sejarah nabi Ibrohim saat diperintahkan untuk menyembelih putra tercintanya, Ismail. ngomong tentang qurban nih, beberapa hari sebelum pemotongan ada seorang teman yang bertanya kepada saya melalui chating di gtalk :
“nte qurban ga?”
“qurba dun… ente qurban di mana?” balas saya
“ane belum bisa qurban nih. gimana ya caranya biar bisa qurban?”
denger jawaban teman saya tadi, mmm.. kaget juga. terdapat pertanyaan dalam hati saya, “ko belum qurban juga siy?”. tahun lalu juga belum, tahun ini belum juga. trus kapan dun? tahun depan?? yakin masih hidup? hehehe.. sadis. tapi emang bener kan, siapa juga yang mau ngejamin kita hidup sampai masa qurban tahun depan, kecuali allah jalla wa a’la yang dengan rahman dan rahimnya masih mau memberikan nikmat kesehatan sampai satu tahun ke depan.
sahabat…. saya ada cerita tentang hal ini.. bukan maksud sombong, riya, ato apalah. yang jelas niat saya siy mengajak bagi siapa aja yang meluangkan waktu untuk membaca tulisan ini di blog saya yang tentunya banyak kekurangan ini, untuk selalu berlomba dalam kebaikan. insya allah..
pada tahun 2009 lalu, saya ada dinas luar kota ke serpong. tidak jauh siy dari jakarta, namun namanya udah luar kota hehe. harusnya di serpong saya habiskan waktu untuk bekerja selama tiga hari. namun di hari pertama saya jatuh sakit, di tengah pekerjaan yang sedang menumpuk. ada rasa sakit di bagian belakang badan saya, membuat saya muntah di kamar mandi kantor yang saya kunjungi. kata teman, saya udah pucat, so dia inisiatif minta diantar untuk pulang ke rumah saja untuk mendapat perawatan di rumah sakit nantinya.
sampai di rumah udah tidak ketahan rasa sakitnya, keringat dingin mengucur… huusfff. baru kali ini rasanya menahan sakit yang teramat sakit. kasian istri saya yang kebingungan harus berbuat apa. dia harus pontang-panting sendiri, sementara mertua sedang menunaikan ibadah haji. malam dibawa ke dokter di dekat rumah, diberikan obat penahan rasa nyeri, namun tidak mempan juga karena nyeri itu masih sangat terasa. dan esok paginya baru ke dokter di rumah sakit islam pondok kopi. alhamdulillah-nya, saya tidak perlu dirawat di rumah sakit, rwat jalan aja di rumah.
kurang lebih dua kali harus bolak-balik rumah sakit sampai rasa nyeri itu bener-bener hilang. namun hilang nyeri bukan berarti sembuh loohh… klu tidak salah, sampai lima kali ke dokter spesialis di sana, dan tentunya menghabiskan biaya yang cukup banyak (untuk ukuran saya hehe…)
nah sahabat… kalimat terakhir di atas setelah ‘koma’ adalah kuncinya “…dan tentunya menghabiskan biaya yang cukup banyak”. Pada tahun itu memang kami memang ‘menyengajakan diri’ untuk tidak berqurban. niat siy udah pasti ada, namun kemauan ko sulit munculnya karena berbagai alas an saat itu. masih ada cicilan inilah, pengeluaran lagi banyak lah, bla.. bla.. blaa…. seperti orang yang cari alas an, apapun diungkapkan untuk menjadi pembenaran.
“halloo… sumpah lu ga mampu?? ciyus, miapah??” hehe. tar beneran dijadiin ga mampu looh. nauzubillah. kita udah bekerja sobat, sapa yang ngasi pekerjaan kita? hanya Allah yang menunjukkan jalan dan menakdirkan kita bekerja di perusahaan ini atau kantor itu. berapa gaji kita satu bulan?? besar atau kecil hanya cara kita melihatnya. qurban itu hanya mengeluarkan sedikit dari rizki (uang) yang Allah berikan kepada kita. Allah yang ngasi, mengapa pula saat Allah minta kita ga kasi? padahal hanya Dia-lah Sang Pemberi rizki.
kalau memang masih dirasa berat… bisa kita siasati dengan menabung, misal Rp100.000,- tiap bulannya. nanti saat bulan zulhijjah datang, kita udah mempunyai tabungan Rp1.200.000,-. mungkin saat itu harga satu hewan qurban Rp1.500.000, kita tinggal menambahkan Rp300.000,-. insya allah engga berat. toh kita masih dapat bonus ini dan itu hehehe.. lupa ya?? yuk di syukuri. alhamdulillah.
gambar diambil dari kabingmilyarder.blogspot.com
gambar diambil dari kambingmilyarder.blogspot.com
“apah, masih berat juga??” kita beli gadget jutaan aja ga mikir ngeluarinnya. paling gadget hanya tahan paling lama tiga tahun, itupun kalau tak bosan dan pengen ganti sebelum itu. nah ini yang bener-bener investasi buat akhirat yang waktunya tidak bisa diukur engan masa, alias selamanya selama-lamanya selamaaaanyaa.. ko mikirnya beribu kali hehe.
nah balik ke cerita saya di atas. mengingat kata kuci itu, sehingga setiap tahun saya dan istri merasa dikasi pilihan oleh Allah. “kamu mo sakit lagi, atau berqurban aja..?” saya milih berqurban ya Rabb, terimalah qurban hamba. amin…

Kamis, 30 Agustus 2012

pak kuncoro (alm), kenangan di cimahi


masih subuh di stasiun kereta api (ka) kiara condong kota bandung jawa barat, saya terbangun dari tidur di emperan sebuah mushola. diantar oleh kakak, pagi hari sebelumnya, saya naik ka pasundan dari stasiun semut surabaya menuju bandung. ka kelas ekonomi yang panas, dan sering berhenti di stasiun-stasiun kecil. karena ka berangkat pada pagi hari dari surabaya, kami sampai di bandung ketika matahari sudah terbenam dari beberapa jam yang lalu.. ini pertama kalinya saya menginjakkan kaki di tanah sunda, tanah yang pernah saya impikan pada saat sma.
…………..
‘kisah’ ini bermula saat saya diterima untuk melanjutkan studi pada program diploma 1 sekolah tinggi akuntansi negara (stan) di cimahi, pertengahan 2001
…………….
setelah menunaikan kewajiban sholat shubuh, ditemanin hawa dingin khas kota bandung, saya berbincang sebentar dengan kakak mengenai ‘strategi’ bagaimana cara ke cimahi, dimana kampus berada. kami belum bisa memetakan, kemana arah cimahi dari kiara condong. terdengar percakapan orang-orang disekitar kami. lantunan kata-kata ‘aneh’ dengan logat yang agak mengalun lambai. dan ketika kami tanya, kemana arah cimahi… jawabnya “eta…” “ieu…” “aya…” “atuh…” “kaditu…” hehe.. kosakata baru saya, yang menambah perbendaharaan kata dalam kamus bahasa daerah. perbedaan bahasa membuat saya merasa terasing. bagaimanapun, ini adalah pengalaman pertama pergi jauh ke luar dari ‘negeri’ saya di pedalaman kabupaten malang.
sebelum matahari mulai meninggi, kami menyempatkan untuk membuka bekal yang dari awal berangkat belum sempat kami sentuh. telur rebus. iyap, ini bekal yang sering ibu bawakan saat kami pergi jauh. setelah kami buka, ternyata telur-telur itu sudah basi. alamak… tidak ada sarapan buat kami di pagi itu.
setelah mendapatkan petunjuk seorang ibu yang sudah berumur, kami akhirnya naik angkot hijau ke leuwi panjang. jalanan sudah mulai ramai, hilir mudik orang berlalu-lalang saat kami menunggu angkot jurusan cimahi di terminal leuwi panjang. ada satu angkot jurusan padalarang yang melewati cimahi mendekat ke arah kami berdiri menunggu. kami naik, setelah sopir menjawab ‘muhun.. /ya..’ atas pertanyaan kami apakah angkot akan melewati jalan gadobangkong atau tidak.
sepanjang perjalanan, kami terus menengok kanan dan kiri. ada rasa cemas, jangan-jangan alamat yang kami tuju sudah kelewat jauh. walaupun aa sopir telah mengatakan bahwa angkot yang dia kemudikan akan melewati alamat itu. tapi namanya juga manusia, khawatir kalau si aa lupa memberi tahu kami, saat angkot sebenarnya telah sampai pada tujuan kami. perjalanan dengan angkot, di negeri yang asing, sementara bawaan lumayan banyak, membuat saya kurang nyaman. hufttt… saya hanya bisa mengeluh dalam hati.
kurang lebih satu jam lamanya, akhirnya kami melihat beberapa papan nama kantor, minimarket, bertuliskan “…Jl.Raya Gadobangkong…” alhamdulillah. setidaknya kampus saya tidak jauh dari sini. dan ketika kami melihat tulisan besar “Balai Pendidikan dan Pelatihan Keuangan VII Cimahi…” wah, tak terbendung rasa bahagia kami karena telah sampai di tujuan dengan selamat. ya Rabb, terima kasih karena Engkau selalu menyertai perjalanan kami. Engkau pula yang menunjukkan kemana kami harus melangkahkan kaki ini…
setelah ‘menemukan’ tempat dimana kampus berada, permasalahan selanjutnya mulai muncul. kemana saya harus mencari kost, tempat tinggal selama saya menempuh kuliah selama satu tahun ke depan? tidak ada saudara atau sekedar kenalan yang bisa dihubungi. bingung…
menyusuri jalan gadobangkong, kami menemukan sebuah gang kecil, dengan rel ka double track di bagian bawahnya. tanya seseorang di gang tersebut, kami diarahkan menuju rumah bu rt yang letaknya beberapa puluh meter dari tempat kami bertanya. sampai di rumah bu rt, alhamdulillah kami disambut dengan baik. saya sempat berkenalan dengan beberapa senior yang menghabiskan jatah kost di sana. yang paling saya ingat adalah saat berkenalan dengan mba nunung, senior asal surabaya. suaranya kenceng khas jawa timuran, tapi sebenarnya baik hehe… karena mba nunung lah yang membuatkan kami teh manis yang menghangatkan badan pagi itu.
………………
bu rt…. panggilan akrab warga sekitar kepada bu kuncoro, adalah istri pak kuncoro (ya iyalah hehehe.. inilah jeleknya masyarakat saat ini, yang mengganti nama asli istrinya dengan nama panggilan suami setelah menikah. sehingga, banyak orang yang tidak tahu siapa nama sebenarnya ‘ibu ‘ tersebut. termasuk saya, sampai dengan saat ini tidak pernah tahu siapa nama asli bu rt alias bu kuncoro hihihih.. jangan dimalahin yak..). pak kuncoro asli dari surabaya, sementara ibu asli jakarta. mereka sudah lama tinggal di bandung, tepatnya di gadobangkong – cimahi.
pak kuncoro gemar menyeruput kopi hitam, dan tidak lupa ditemani rokok di pagi hari. suaranya agak berat, mungkin efek dari rokok yang bliau hisap tiap hari. beliau suka nonton bola. walaupun saya bukan penggemar bola, namun saya pernah nonton bola dengan beliau bersama teman-teman yang lain saat ada siaran pertandingan bola di tv. kalau tidak salah siy saat itu sedang ada piala dunia. selain itu, beliau suka melucu. banyak banyolan yang beliau ceritakan yang membuat kami tertawa. yang paling saya ingat adalah banyolan tentang si kopral hahaha… (ceritanya off the record yah). saya jadi ketawa sendiri kalau inget cerita itu hehehehe.
satu lagi.. pak kuncoro yang mengantar saya ke jakarta dengan dua teman saya bersama masing-masing keluarga, untuk mengikuti wisuda sekolah tinggi akuntansi negara. kalau tidak diantar beliau, mungkin kami akan kebingungan harus menginap dimana malam hari sebelum wisuda, dan harus jalan kemana untuk sampai di plenary hall jcc. alhamdulillah, beliau menawari kami untuk berangkat bareng langsung dari cimahi menuju jakarta, pagi-pagi hari h wisuda. saat itu belum ada toll cipularang, dan kami harus melewati puncak untuk sampai di jakarta. pertama kali ke jakarta, pertama kali melewati puncak.. melihat gedung pencakar langit sepanjang gatot subroto, jenderal sudirman, dan senayan.. waaaaawwww… anak kampung pergi ke kota hehehe.
itu terjadi 2001 – 2001 lalu…
saat ini…..
saya sudah bekerja di jakarta. beberapa waktu lalu, tepatnya sebelum puasa, sempat terjadi obrolan hangat di partych.at teman-teman alumni prodip 1 cimahi, lulusan 2002, yang mengatakan bahwa pak kuncoro sudah meninggal. saat itu belum ada yang mengklarifikasi benar tidaknya berita itu. saat lebaran hari ketiga, saya bersama istri menyempatkan diri untuk bersilaturahmi ke cimahi. terakhir saya ke cimahi pertengahan juli 2008 lalu. sudah lama yak.. 2008 – 2012..
setelah memarkir kendaraan di kampus, saya menyusuri gang sempit yang memisahkan kampus dengan rumah penduduk di sekitar. gang yang sering kami lewati saat masih menempuh pendidikan itu, sudah terlihat berumur. banyak tembok yang terlihat batu batanya dari luar. banyak sampah daun kering yang menghiasi selokan kecil di pinggiran jalan gang.. sudah banyak berubah.
sampai di depan rumah, terlihat pak kuncoro dan bu kuncoro sedang bercengkerama di teras. setelah sungkem, kami menanyakan kabar bapak dan ibu. ibu terlihat masih segar, sementara bapak berjaket dan memakai kain sarung motif kotak-kotak. bapak memang terlihat kurang sehat. bliau mengeluhkan sakit di dada ketika batuk..
………………….
lagi-lagi di patych.at… “denger kabar, pak kuncoro – cimahi meninggal ya?” tulis seorang teman di forum gtalk hari senin pada minggu kedua setelah libur panjang lebaran. sontak saya bantah pernyataan itu. orang kemaren hari ketiga lebaran (21/8) saya masih ketemu beliau ko. “ini beritanya tanggal 23/8 lhoo..” masih ditulis oleh teman yang sama. “what??” saya kaget. jangan-jangan berita itu benar. dan setelah itu, ada beberapa klarifikasi dari temen-temen yang lain, yang menyatakan bahwa berita itu benar adanya. “innalillahi wa inna ilaihi raajiun..”
selamat jalan pak kuncoro. terima kasih untuk semuanya. semoga Allah memberikan ampunan atas segala kesalahan, menerima seluruh amal ibadah selama di dunia, dan ditempatkan di tempat yang terbaik di sisi-Nya. amin ya Robbal alamin..

Senin, 27 Agustus 2012

t.g.i.m


pernah mengar istilah di atas? TGIM? apaan tuh? yang sering kita dengar mah TGIF yah hehe.. klu yang terakhir pasti udah pada tau. yap betul.. thanks God it’s friday. sebuah kalimat yang sering menjejali time line jejaring sosial pada hari jumat, yang merupakan ungkapan ‘kebahagiaan’ para pekerja/pegawai karena hari itu adalah weekend atau akhir minggu. so pasti besoknya,  sabtu-minggu liburr.. yah benar, melepas kepenatan setelah lima hari dikepung segala rutinitas. baik di kantor maupun di jalanan (macet tauuu..)
sementara beberapa orang yang lain, mengganti TGIF dengan AlIF. ini lebih Islami dan lebih mengandung do’a serta rasa syukur kepada-Nya, karena dua kata pertama diganti dengan satu kata “Alhamdulillah”, lengkapnya : alhamdulillah it’s friday.
trus, balik ke ‘permasalahan’ awal. apakah itu TGIM? itu singkatan yang saya buat sendiri : thanks God it’s monday. hehehe.. cuz banyak orang yang bilang “I hate monday”. umm, hari ko dibenci. tar benci juga deh ama yang nyiptain hari.
ohya, kemaren ada baca time line seorang teman di akun twitternya. lengkapnya seperti ini :
“ev4S : daripada katakan : ‘Ah, udah masuk kerja’ lebih baik katakan : ‘Alhamdulillah kerja’ karena kenyataan kita memang masuk kerja hari ini.”
time line ini saya baca senin pagi kemaren, awal masuk kerja setelah libur panjang idul fitri. sebenarnya saya udah masuk juga siy hari kamis ama jumatnya hehe.. mungkin sebagian dari kita (saya termasuk di dalamnya looh) sedikit kurang bersemangat pada awal-awal masuk bekerja setelah libur panjang seperti kemaren. mungkin kita terlalu keenakan bermalas ria saat liburan, jalan-jalan, makan-makan, dan aktivitas menyenangkan yang lainnya. so, saat harus kembali ketempat kerja, sedikit lebih meluangkan waktu untuk menyesuaikan diri.
saya pernah membaca di beberapa situs terkait hal ini, yaitu beberapa tips untuk mengatasi rasa malas untuk kembali bekerja setelah libur panjang. dalam situs tersebut dijelaskan beberap tips diantarnya (1) olah raga pagi sebelum bekerja (2) sarapan pagi (3) hangout ketempat yang menyenangkan setelah bekerja di hari pertama.. tiga itu aja yang saya inget. yang lainnya lupa hehe..
mmm.. sepertinya tips di atas bagi saya pribadi belum ada pengaruhnya untuk lebih semangat atau tidaknya bekerja di hari pertama, kedua, dan seterusnya setelah libur panjang. yang membuat saya lebih semangat adalah kadang kita harus berpikir kembali, mengapa kita bekerja? iyap betul.. selain bekerja adalah salah satu bagian dari ibadah (jika memang kita niatkan untuk ibadah), juga sebagai rasa syukur atas nikmat-nikmat yang telah diberikan oleh-Nya kepada kita. kita diberikan kesehatan, kita bisa bekerja. kita diberikan raga yang lengkap (tidak berkebutuhan khusus), sehingga bekerja makin optimal.
jika kita merasa malas saat ini, berada di belakang meja mengerjakan rutinitas yang mungkin menjemukan, maka berfikirlah berapa orang di luar sana yang menginginkan posisi seperti kita.
alhamdulillah saya masih bekerja, tetangga saya masih susah mencari pekerjaan..
alhamdulillah saya masih bekerja, so anak istri dapat hidup dengan layak..
alhamdulillah saya masih bekerja, saudara saya lagi di rawat di RS karena leukimia..
alhamdulillah saya masih bekerja, bapak kos saya meninggal kemaren..
kalimat-kalimat di atas bagi saya lebih memberikan motivasi bagi saya untuk lebih semangat dalam bekerja. lalu, apa yang membuat Anda lebih semangat bekerja hari ini??


Jumat, 17 Agustus 2012

waktunya mudiikk..


sebagaimana tulisan saya sebelumnya, hari ini pun saya melakukan ritual mudik. untuk keempat kalinya, saya masih mudik ke bandung pada lebaran kali ini. insya Allah lebaran tahun depan kalau masih dikaruniai umur panjang, saya akan mudik ke kampung halaman di desa tlogosari – donomulyo – kab.malang.
rencana semula, saya dan istri tercinta berangkat ke bandung pada hari ini (17 agustus 2012) jam 2.00 wib (dini hari). tapi karena baru bangun jam 1.45, yaa jadinya molor dan baru keluar dari rumah jam 2.30 wib. baru masuk tol jam 3.00 wib, karena saat beli makan untuk sahur di jalan, kfc kalimalang, antrinya lama banget..
awal masuk tol, lancar banget. sampai dengan bekasi timur, sudah mulai tersendat sampai dengan pintu tol cikarang utama. dari sini sudah mulai terlihat kendaraan dengan barang bawaan di bagian atas mobil. ada juga yang mudik dengan menggunakan kendaraan jenis pick-up, dengan diberi penutup pada bagian atasnya agar terasa lebih nyaman. tidak ketinggalan juga, ada yang pulang ke kampung halaman dengan kendaraan jenis angkutan kota, hehe.. ada banyak cara untuk berlebaran bersama sanak famili.
sepanjang tol yang tersendat, ternyata banyak kendaraan para pemudik yang parkir di bahu jalan, entah untuk kepentingan apa. diantara kendaraan tersebut adalah jenis family car jenis lama sampai jenis terbaru. namun ada juga jenis citycar, warna putih, imut, unyu, ada stiker “pica” di kaca bagian belakang.. waduh, itu kan mobil saya hehehe. iya, saya menepi karena sudah waktunya sholat subuh. sebenarnya pengen subuh di rest area terdekat. karena kondisi tol yang macet, sepertinya tidak memungkinkan untuk subuh di sana.
alhamdulillah, masih ada sisa air dalam botol aqua bekal sahur kami yang bisa digunakan untuk berwudu secara minimalis. kata ustad, sah ko berwudu dengan air sebanyak itu. saya pernah mengikuti kajian dimasjid kantor yang diisi oleh ustad sarwat, “berwudu tidak harus dengan air yang banyak, bahkan dengan segelas aqua pun cukup”, ujar beliau.
pada saat kami menepi beberapa kilometer setelah lewat pintu tol cikarang utama, dan menunaikan sholat subuh di dalam kendaraan, terdengar himbauan dari sebuah mobil yang sampai saat ini saya melaporkan (dubrakk..!!) belum kami ketahui sumbernya dari mobil yang mana.  himbauan agar tidak berhenti di bahu jalan, dan dipersilakan untuk berhenti di rest area yang telah disediakan. hwuaa.. kalau tidak ada hajat mah, saya juga tetap lanjut.
mmm.. melewati satu per satu rest area tol jakarta – cikampek, tidak ada yang sepi, penuh kendaraan pemudi. akibatnya, selalu macet beberapa km menjelang rest area, lalu sedikit lancar setelah melewatinya. ada tiga rest area yang kami lewati sepanjang jakarta menuju cikampek.
melalui tol purbaleunyi, masih sedikit tersendat sampai dengan pintu keluar tol purwakarta. selebihnya cenderung lancar sampai kami keluar tol buah batu di bandung. kami sempat berhenti di rest area sebelum pintu keluar tol purwakarta, karena terlihat lebih lengang untuk keperluan toilet hehe..
sampai di cibiru, waktu sudah menunjukkan hampir pukul 9.00 wib. lima jam untuk jakarta – bandung di lebaran tahun ini. itu pun harus dibelain berangkat sebelum sahur looo… hehe. mudah-mudahan terdapat nilai ibadah pada mudik ini. amin..
met mudik kawan-kawan, salam buat keluarga di rumah.. akhir tulisan ini : selamat hari raya idul fitri 1433 H, taqobbalallohu minna wa minkum.. mohon maaf lahir dan batin.

akhir ramadhan = mudik = (jakarta) lengang


sudah menjadi tradisi bagi umat muslim bangsa ini, setiap berakhirnya bulan suci ramadhan dan menjelang datangnya hari raya idul fitri, berbondong-bondong balik ke udik... mm.. atau sering dikenal dengan sebutan mudik. tentunya, ini bukan bagian dari sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah saw. namun demikian, terdapat nilai silaturahmi di dalamnya yang menurut beliau dapat memanjangkan umur kita dan menambah rizki kita. ya ga?? iya dun...

tapi saat ini, bukan mudiknya yang ingin saya sampaikan. tapi situasi, kondisi, posisi.. (halah..) hehe, kondisi jalan ibukota yang udah mulai lengang. pagi ini saya berangkat kerja dengan menggunakan angkutan umum metromini jurusan pondok kopi - senen. pada hari biasa, apabila menggunakan sarana transportasi ini, saya berangkat dari rumah jam 5.45 dan jalan kaki menuju jalan raya i gusti ngurah rai. dengan jarak kurang lebih 1 km, saya tempuh dengan perjalanan santai selama 15 menit. dari i gusti ngurah rai ini, saya baru naik metromini tersebut, dan turun tepat di depan kantor. lama perjalanan dengan metromini rata-rata kurang lebih 1 jam.

selain menggunakan metromini, untuk menuju ke tempat kerja, dapat juga menggunakan krl commuterline dari bekasi arah jakarta kota. transit di jatinegara, lalu melanjutkan perjalanan dengan krl yang lain ke arah senen. karena lebih sedikit ribet dan harganya jauh lebih mahal, saya jarang menggunakan moda angkutan massal tersebut untuk berangkat bekerja. namun untuk pulang kerja, lebih sering menggunakannya karena lebih terbebas dari jebakan kemacetan ibukota.

dan pagi ini, lengang lebih terasa di sepanjang perjalanan pagi saya menuju tempat kerja dengan menggunakan metromini. di beberapa titik, tampak beberapa minibus dengan barang bawaan sampai di atas kendaraan. sepertinya siy mau mudik hehe.. jalan pemuda - rawamangun, tepatnya di depan kampus unj, yang biasanya macet oleh kendaraan anak sekolah, lancaaarrr... di daerah galur raya menuju senen yang biasanya tersendat karena adanya perlintasan kereta api stasiun senen, pagi ini lancar.. waw, kalau saja tiap hari jakarta seperti pagi ini, tidak akan ada orang yang stres karena macet. dan warga jakarta tentunya tidak perlu berangkat lebih pagi menuju ke tempat kerja, sekolah, atau pasar...

bagaimana dengan di tempat kerja??

tidak berbeda dengan jalanan jakarta pagi ini, kamis 16 agustus 2012, suasana kantor sudah bernuansa liburan. beberapa rekan kerja mengambil cuti tahunan untuk lebih mendapatkan waktu berkumpul bersama keluarga besar yang lebih lama di kampung halaman. beberapa rekan kerja saya ada yang mudik ke jawa timur, cirebon, samarinda.. dan saya sendiri tahun ini masih mudik ke bandung. hehe.. insya Allah tahun depan saya niatkan untuk lebaran di malang, tepatnya di desa tlogosari kecamatan donomulyo.
hmm.. bagi yang mudik hari ini, hati-hati di jalan. niatkan semuanya untuk silaturahmi dengan sanak famili, agar bernilai ibadah. jangan lupa oleh-olehnya yaa... hehe *_*

Rabu, 15 Agustus 2012

perjalanan ke tanah minang


sudah hampir berakhir ramadhan tahun ini.. dan lagi-lagi, mungkin ada rasa sesal dalam diri kita, karena belum maksimal dalam mengisinya. rasa itu memang selalu datang belakangan. namun membiarkan yang berlalu dengan mengabaikan apa yang akan datang, juga tak baik tentunya. sekarang tinggal bagaimana kita mengisi hari-hari kita, dengan amal shalih sebisa dan semampu yang kita kerjakan.
bagaimana dengan ramadhan Anda semua??
saya sangat berharap, shaum kita, tilawah kita, tarawih kita, qiyamullail kita (yang mungkin bolong-bolong hehe…) mendapat ridho dari Allah, dan dicatat sebagai tabungan amal shalih kita untuk dituai di hari akhir nanti. amin ya Rabb…
ohya, selama ramadhan 1433 H ini, saya pernah merasakan nuansa ramadhan di tanah minang. kebetulan ada “tour” on duty bersama seorang rekan kantor ke bukittinggi dan payakumbuh selama lima hari, dari tanggal 31 juli s.d 4 agustus 2012. memang, dari dulu saya suka sekali sumatera barat. bahkan sudah pernah menembus kota solok yang terkenal dengan bareh solok-nya dan kota sijunjung yang sangat kecil. alamnya sungguh indah, ditambah dengan nuansa bagonjong yang menghiasi beberapa rumah penduduk maupun perkantoran. sangat unik. tiada didapati di daerah lain.
perjalanan dari padang menuju bukit tinggi dapat ditempuh kurang lebih dua jam dengan kendaraan pribadi. sepanjang jalan disuguhi dengan nuansa hijau pegunungan, hamparan sawah yang ditanami padi menghijau, melihat liukan rel kereta api peninggalan jaman belanda, melewati air terjun lembah anai, tanjakan dan turunan berkelok.. waw, benar-benar suguhan alam yang tak membuat bosan mata memandang.
sampai di bukittinggi, hawa sejuk mulai terasa. saat kami mengambil air untuk berwudhu sebelum sholat zuhur, berasa wudhu dengan air es hehehe.. mumpung di sana, ditengah kesibukan pekerjaan kantor, kami menyempatkan mengunjuni jam gadang, menara jam yang menjadi kebanggaan warga kota. serta tak lupa menengok kemegahan alam ngarai sianok serta lobang (gua) peninggalan perang dunia II yang dibuat oleh tentara jepang.
penginapan di bukittinggi lumayan banyak, karena mungkin bukittinggi adalah daerah tujuan wisata. jadi Anda tak perlu takut untuk tidak mendapatkan hotel di sana. kalaupun semua hotel penuh, kata sopir yang menjemput kami dari bandara, ada mes DJPb Kemenkeu yang disewakan denga tarif yang terjangkau. karena bulan ramadhan, di hotel tempat menginap, kami diberikan makanan sahur dan berbuka.
setelah selesai pekerjaan di bukittinggi selesai, kami melanjutkan ke payakumbuh untuk jenis pekerjaan yang sama. kota payakumbuh lebih kecil dari bukittinggi, namun lebih ramai daripada kota solok apalagi kota sijunjung. perjalanan dari bukittinggi menuju payakumbuh dapat ditempuh kurang lebih satu jam, melewati kabupaten agam dan kabupaten sepuluh kota. hehe, dulu hanya dengar saja nama-nama itu.
hotel di payakumbuh yang saya tahu cuman ada satu. hotel cukup besar, namun mungkin karena okupansinya kecil, jadi sedikit kurang terawat. bunga es di kulkas sangat besar, bak rumah tawon hehe.. saya geli sendiri melihatnya.
malam hari, kami sempat diajak untuk makan durian. mmm.. di sana buah dengan kulit berduri itu sangat murah. dengan besar satu kepala kita (oops.. ukuran apaan itu ya? hehe) hanya dihargai Rp5.000,-. sangat jauh selisihnya apabila dibandingkan dengan harga di jakarta tentunya. makan sepuasnya, tidak membuat tongpes alias kantong kempes. kalau tidak salah, malam itu kami beli 20 buah.. namun belum setengahnya dibuka, udah teler duluan hihi.
pekerjaan di payakumbuh lebih kompleks daripada di bukittinggi.  jadi kami menghabiskan waktu yang lebih lama di sana. namun hari jumat sore kami harus kembali ke padang dan menginap di sana, karena pesawat yang membawa kami balik ke jakarta hari sabtu jam 8.55 wib. dengan asumsi waktu perjalanan yang menghabiskan kurang lebih 3,5 jam antara payakumbuh-padang, bahkan bisa lebih lama lagi mengingat pagi hari banyak pasar tumpah di daerah bukittinggi dan padang panjang yang menyebabkan kemacetan.
di padang kami menginap di the sriwijaya hotel, hotel kecil minimalis yang sangat hommy. dan sabtunya, kami terbang ke jakarta….