Selasa, 18 Maret 2014

trobel di kunci

semalam, pas banget kalau nyanyiin lagunya taylor swift, i knew you were trouble..

bukan kamu, tapi kami yang lagi trobel banget semalam. turun dari kereta hujan. misal nekat dan jalan menuju masjid, bisa basah kuyup jadinya. akhirnya minta tolong istri untuk jemput ke stasiun. thats OK!.

selepas sholat magrib di salah satu masjid jl.delima, kami pergi ke rumah seorang kawan yang kemaren bapaknya meninggal. taziyah ceritanya.. tak lama kami taziyah, kami cari makan malam mie goreng ditempat langganan. 

perjalanan balik menuju ke rumah, istri saya mencari-cari kunci rumah di bagian dashboard mobil. sampai nyari di bekleding pintu-pintu pun tak ditemukan juga.

"masih tergantung di pintu kali yang.."
"ah.. masa aku seceroboh itu.."

dan ketika sampai rumah, benar sekali, kunci masih tergantung di tempatnya. ya Robbana...

pagi harinya, ketika saya berangkat bekerja dan berniat menggunakan kendaraan.. lagi-lagi masalah kunci. nyari kunci mobil di tempatnya ga ketemu. bahkan sampai buka tas saya, tas istri saya.. ga ketemu juga. 

"masih kegantung di mobil.." pikir saya.

segera ke garasi, dan berusana untuk membuka pintu mobil.. mmh, terbuka dengan gampang, tak terkunci. dan saya mendapati kunci itu masih tergantung di sana. ya Robbana.. 

hanya Alloh sebagai penjaga kami, malam itu, malam-malam sebelumnya, dan malam-malam yang akan datang. bagaimana mungkin rumah tinggal dalam keadaan tidak terkunci. bahkan kunci masih tergantung ditempatnya. bagaimana mungkin mobil masih aman ditempatnya, padahal kunci dan stnk tersedia bersamanya untuk 'dibawa'. 

terima kasih ya Robb..
ampuni segala dosa hamba.





berawal dari hal yang baik


mo puyang…” begitu yang saya dan istri denger di dalam pesawat citilink menuju surabaya beberapa saat yang lalu. tangisan anak kecil dibagian belakang pesawat yang kami tumpangin itu, terus-terusan terdengar dari mulai proses boarding sampai pesawat lepas landas.

hal itu pula yang saya baca dari chatting melalui whatsap dengan adit, tetanggaku yang saat ini sudah pindah ke surabaya, jawa timur. ini sesuai dengan tujuannya yang pengen segera keluar dari kepenatan ibukota. balik ke jawa timur adalah harapan terbesarnya. alasan lainnya adalah dia akan segera melangsungkan pernikahan pada bulan juni nanti. calon istrinya berkedudukan di jember, jawa timur. engga mau el-de-er, so pindah ke jawa timur pilihan yang tidak dapat di tawar lagi.

saya mengenalnya genap tiga tahun ramadhan nanti. tinggal tidak jauh dari rumah yang saya diami sekarang. kami sering ketemu di masjid saat sholat shubuh, magrib, atau isya. kadang juga zuhur dan ashar kalau hari sabtu/minggu. awalnya sih biasa aja, saat dia mulai kenal calonnya yang ternyata adalah teman sekolahnya dulu, dia lebih sering ngobrol dengan saya.

banyak hal yang dia ceritakan, terutama tentang rencana pernikahannya. yaa semacam konsultasi lah. walau saya bukan pakar pernikahan, hehe, tapi saya sudah pernah menjalaninya. jadi kalau ditanya tentang itu, sedikit lebih tau lah.

mulai dari proses lamaran, hantaran, maharnya nanti, dan semacamnya dia tanyakan. sampai yang sangat dia bingungkan adalah masalah kerjaan. sebelumnya dia adalah auditor pada salah satu perusahaan otomotif, tunas daihatsu. bila dia bertahan sebagai auditor di sana, maka el-de-er sudah tentu akan dia jalani, meningat calon isterinya juga aktif bekerja di perusahaan kosmetik di jember. hmm.. apalah arti sebuah pernikahan bila harus bertempat tinggal jauh-jauhan seperti itu..

pernah ada tawaran untuk menjadi auditor juga di perusahaan di surabaya. harapan bisa secepatnya kembali ke jawa timur pun muncul. dari pengajuan lamaran kerja, wawancara, dan  psikotest dia ikuti dengan sedikit main kucing-kucingan di perusahaan lamanya. sampai pada tahap wawancara terakhir dengan calon user (calon boss), banyak pertanyaan yang menurut cerita dia kepada saya, kurang dijawab dengan jujur dan terkesan tidak konsisten dengan jawaban saat wawancara sebelumnya. setelah hari yang dijanjikan untuk diterima atau tidaknya dia bekerja ditempat yang baru, tidak ada kabar baik yang datang..

sampai satu saat dia dinas ke bengkulu.. malam hari dalam angkot sepulang kerja lembur, saya membaca status bbm-nya.. “menikmati saat-saat terakhir menjadi auditor di jakarta”. hwaa.. apa nih maksudnya? langsung saya komen status bbm tersebut. “iya mas.. maaf ga cerita, ga pengen woro-woro juga sebenarnya.” syukurlah, apa yang kamu harapkan segera terwujud.

dan minggu pagi, 16 maret 2014, saya mengantarnya ke bandara. kami berangkat tepat jam 4.20 wib, menjelang adzan shubuh. sempat menunaikan kewajiban di sebuah masjid di rawamangun, dengan insiden kecil berupa alarm hape yang menyala selama menjalankan rokaat kedua sholat shubuh. pantang saja, selepas sholat usai, bermuntahanlah ceracau para jamaah.

setelah itu, baru kami tancap ke bandara. perjalanan pagi yang lancar, namun diwarnai insiden kecil di ruas tol sedyatmo. ada mobil mewah yang melintang pada sepertiga badan jalan yang membuat lalulintas sedikit tersendat. dengan kondisi bemper rusak, dan dua pintu sebelah kanan terbuka lebar.

masih ada satu lagi kejadian yang membuat adit pusing… bagasinya kelebihan. lebih dari yang dia pesan di awal, 20 kg. “mas, aku cuman bawa Rp150ribu, kira-kira cukup ga yah?” masih inget dengan pertanyaan itu saat baru naik tol rawamangun. padahal buat kelebihan 2 kg butuh tambahan biaya Rp200ribu. jadinya musti ambil tambahan uang tunai dari atm. itupun dengan kondisi dua barang masuk ke kabin.

setelah semua selesai, barulah bisa bernafas lega. sedikit menikmati donat dan teh hangat di outlet j.co terminal 3 SHIA. sebelum akhirnya dia pergi ke boarding gate.

dari hal ini saya mempunyai pelajaran. sesuatu yang diniatkan untuk kebaikan, akan berakhir dengan kebaikan pula. pernikahan merupakan hal yang sangat mulia. menjalankannya akan menggenapkan separuh dari agama. walau banyak cobaan dalam rangka menuju ke sana, insya Alloh Dia selalu bersama kita.

akhirnya berpisah di @SHIA, sukses di tempat yang baru, kawan. sampai ketemu di hari H, insya Alloh..





Minggu, 02 Maret 2014

juru parkir vs tukang palak

di sebuah minimarket sore hari, selepas pulang kerja..

nampak keriuhan terjadi di sana. saat itu saya sedang berjalan menuju ke rumah, dari stasiun buaran selepas turun kereta. nampak seorang supir taksi dengan wajah yang penuh angkara, masih duduk di bangku kemudi, sebelum dia meminggirkan kendaraannya ke tempat yang lebih aman dari lalu lalang kendaraan menjelang magrib itu.

di depan minimarket, tampak seorang ibu dengan kendaraannya yang masih keluaran terbaru. dengan wajah panik, mencoba untuk memajukan kendaraannya ke bangunan minimarket yang aga menanjak.

dua pengendara itu lagi sedang tidak "akur" sore itu. mmmh.. rupanya, dengan dipandu seorang satpam yang merangkap juru parkir (jukir) di minimarket itu, ibu tadi hendak keluar dengan kendaraannya dari minimarket selepas berbelanja. dengan memundurkan kendaraan itu pelan-pelan, dan dipandu jukir dengan kata-kata khasnya "teruuss.. teruss.." mereka tidak menyadari bahwa ada taksi yang meluncur di jalanan dan berjalan makin mendekat. "brakk!!"

lampu depan taksi sedikit retak karena beradu dengan bagian belakang kendaraan si ibu. fyuhh.. yang jelas bikin kaget, entah itu si ibu, jukir yang udah beruban, maupun saya yang kebetulan lewat di sana. setelah keduanya memarkirkan kendaraan masing-masing, terlihat saling beradu mulut. sementara sang jukir? seperti tak bersalah, dan emoh nimbrung dalam 'obrolan' mereka.

saya baru ngerti sekarang, betapa lahan parkir itu suatu yang amat menggiurkan bagi sebagian orang. lahan parkir selalu diperebutkan. darinya, ada beberapa pihak yang sangat diuntungkan, dengan mengkolek rupiah dari para pengguna jasanya. 

sayang, kebanyakan yang menguasai lahan parkir adalah para preman setempat yang mengerahkan orang-orangnya untuk 'mengamankan' wilayahnya. saya tidak habis pikir dengan kejadian di atas. sudah mengambil jasa parkirnya, dan ketika ada kesalahan aba-aba yang mengakibatkan kerugian di pihak pengguna jasa, tidak ada rasa tanggung jawabnya sama sekali. gimana ya kalau kendaraan itu sampai hilang? hehe

di ibukota, hampir setiap pusat keramaian entah itu sekedar minimarket, pasar, PKL de-el-el selalu dijaga oleh jukir-jukir liar. rupiah keluar dan tak ada konsekuensi apa-apa bila terdapat kejadian yang merugikan pengguna jasa. ngelus dada.. ^_^

apa bedanya ya dengan tukang palak.. hehe




awal maret

dan ketika satu per satu mulai beranjak pergi..

yakin lah, Dia yang akan selalu menemani. satu-satunya yang tak pernah bohong dengan janjiNya, dan Dia-lah pengabul segala doa. Dia akan selalu ada, kapan pun kita menginginkan untuk selalu bersamanya.

Ya Rabb, perdalam rasa cintaku kepadaMu...