Senin, 31 Agustus 2015

jadi khitan?

"apa alasan untuk dikhitan saat ini?"

begitu tanya dokter rumah sunatan, yang bertempat di daerah pasar gembrong jatinegara. alasan khitan, menurut dia, bisa karena alasan sosial atau alasan medis. alasan sosial, yaa karena memang anak laki-laki wajib di khitan. entah itu umur tiga hari, lima tahun, atau menjelang akil baligh. kalau alasan medis, mungkin ada sesuatu yang dapat mengganggu saluran ekskresi.

"medis, dok.." jawab kami. memang berdasarkan atas rekomendasi dari dr.roito RSI sehari sebelumnya, mas danish engga terbukti kejang, seperti kejang pada umumnya. mulut tidak menggigit, 'kejang' berawal dari selepas bangun dari tidur, dan hasil EEG yang normal. menurut dr.roito, salah satu terapinya adalah dengan khitan, sebagaimana tulisan saya sebelumnya. jadi engga ragu lagi bahwa alasan kami membawa mas danish ke rumah sunatan adalah alasan medis.

"setelah saya periksa, alasan medis engga kuat bila dijadikan alasan untuk melakukan khitan saat ini.." kata dokter yang belum tau siapa namanya. "tidak ada saluran yang tersumbat", tambahnya. dan setelah diperiksa, alhamdulillah mas danish pipis... haha. makin membuktikan bahwa saluran ekskresinya normal-normal aja. 

lantas apa positif dan negatifnya bila dilakukan khitan sekarang?

salah satu hal yang aga mendorong kami untuk ... ya udah deh di khitan aja.. adalah: bila masih kecil belum banyak syaraf yang terbentuk, jadi luka akan cepat sembuh. namun bila dibandingkan dengan sisi negatifnya yang akan mempengaruhi kehidupannya di masa yang akan datang saat dia dewasa, kami jadi mundur lagi hehe.. 

khitan pada anak yang masih bayi, karena bentuk kelamin yang masih kecil, maka akan mengambil banyak dari kulit penis, untuk mengeluarkan kepalanya. penis pada laki-laki yang berkembang adalah dalamnya, bukan kulit luarnya. jadi yaaa tau sendiri lah hehe.

akhirnya kami pulang dengan rada bertanya-tanya, sebenarnya kenapa mas danish..
dokter yang pertama, menyatakan bahwa mas danish (nauzubillah minzalik) epilepsi. namun dapat dibantah dengan hasil EEG dan dokter yang kedua. untuk alasan medis, dokter kedua mencoba untuk observasi mas danish dengan khitan. mungkin kejangnya adalah dari kesulitan mas danish untuk pipis. namun hal itu dibantah oleh dokter yang ketiga..

pulang ke rumah dengan berbagai macam pertanyaan...





Rabu, 26 Agustus 2015

hasil konsul ke dr.roito

di RSI pondok kopi...


yang kami butuhkan hanya ketemu dan konsul dengan dr.roito. tentunya nama yang aneh yang pernah saya dengar. hmm ko malah ngomongin nama dokter hehe..

ke bagian reservasi dan dr.roito hari ini terjadwal di pukul 8-11 kalau saya tidak salah. alhamdulillah.. eh, ternyata dr.roito itu ibu-ibu. nama lengkapnya dr.roito elmina, spesialis anak.

sambutan hangat saya rasakan ketika masuk ke ruang kerja beliau. tanya ini dan itu, kami jawab dengan segudang cerita.
"saya masih ragu apakah dia kejang atau tidak. melihat hasil EEG yang normal, dan cerita ibu bahwa saat kejadian ibu masukkan jari ke mulutnya, tangan ibi tidak digigit, ibu bukan kejang..." jawaban ibu dokter ini sedikit memberi rasa nyaman bagi kami.

"sering ngeden tidak?" tanya beliau kembali. memang mas danish belakangan sering ngeden, baik saat pub dan kadang ngeden tapi engga keluar pubnya. setelah itu, beliau memeriksa penis mas danish. sepertinya ada sumbatan di sana. mungkin faktor "kejang" berawal dari sana, jadi dia sudah engga bisa ngeden lagi untuk mengeluarkan urine, akhirnya 'kejang'. bisa diterima dengan akal.

"jadi kita observasi dulu, tidak saya beri obat. untuk sementara, obat yang pernah diberikan jangan diminumkan lagi, karena saya curiga ini bukan kejang. tapi wajib dikhitan ya.." wah mas danish sekecil itu....

ada secarik kertas untuk salah satu dokter di sana, untuk melakukan tindakan khitan buat mas danish. setelah tanya kisaran biayanya, weh ko mahal, akhirnya coba cari alternatif tanya ke rumah sunatan.

hasil survey melalui telpon, di rumah sunatan bisa melayani bayi seusia mas danish. dan yang menangani juga seorang dokter kok. jadi inshaAlloh besok kami ke sana dulu..


EEG

salah satu cara untuk mengetahui...

bahwa mas danish (nauzubillah minzalik) terkena epilepsi adalah dengan tes elektroensefalografi atau yang lebih dikenal dengan EEG. EEG dilakukan untuk merekam aktivitas elektrik di sepanjang kulit kepala. bila hasilnya normal, inshaAlloh kekhawatiran kami tidak terjadi.

dengan ditemani mba heni, hari senin (24/8) istri saya ke rumah sakit Islam pondok kopi untuk mencoba tes EEG mas danish. hari itu saya ada rapat di kantor terkait dengan kegiatan capacity building keesokan harinya (25-28/8) di bogor. jadi engga bisa nemenin mas danish ke rumah sakit. saat rapat berlangsung, dikirim foto mas danish dengan kabel-kabel yang menempel di kulit kepalanya, ya Alloh, saya pengen nangis. lagi-lagi, untuk anak sekecil dirimu, udah dilakukan tindakan seperti itu, nak..

hasil EEG baru bisa diambil keesokan harinya (25/8). saya ijin ke mas faesal untuk datang agak siang, karena kami rencana berangkat ke bogor jam 13.00 wib. ke rumah sakit, dan mengambil hasil. ternyata masih nunggu pula, karena hasil masih di loket depan. mas danish tertidur digendongan mba heni. sampai istri saya datang pun, masih nunggu hasil yang belum siap di tempat seharusnya kami mengambilnya.

pas dipanggil, hufft buru-buru saya ke perawat, dan segera membaca bahwa hasil EEG adalah normal. alhamdulillah.. jadi saya bisa berangkat ke bogor dengan tenang..

namun saat dibogor, selepas kegiatan pertama (motivasi: responsiveness) saya merasa ko badan berat banget. masuk angin. setelah diminumin t*lak angin ditambah madu dan air hangat, matiin ac, saya coba untuk istirahat. mas widodo yang menjadi roomate saya malam itu, ikut rombongan yang naik ke masjid at-ta'awun.. jadi saya sendiri, menggelepar ke kanan dan kiri. kalau di rumah uda pasti mintak di pijit sama istri dan dikop untuk mengeluarkan angin-anginnya. hah, bayanginnyya aja uda enak. beda dengan dihotel ini, rasanya pengen pulaaanggg..


tengah malam, terdengar pintu terbuka, alhamdulillah mas widodo datang. saya minta dikerokin, walau saya belum pernah dikerokin selama ini. ternyata sakitnya luar biasa. tak apalah, semoga bisa istirahat malam ini dan bisa cepat sembuh.

jam 04.00 ada telpon dari istri.. firasat nih. "mas danish kejang lagi.." 100% saya putusin pulang. karena selasa gagal ketemu dokter walau hasilnya uda ada. dengan saya pulang hari ini, harapan saya semoga bisa konsul ke dokter anak tersebut..







masih kejang

ternyata, kejadian jumat dinihari...



yang menimpa mas danish, dan membuat kami panik bukan main, terulang kembali hari sabtunya, saat kami balik dari sebuah kondangan. mas danish tidur di mobil bagian belakang, dipangku oleh mba heni. saat bangun, kondisi menggigil/kejang terulang lagi.

karena masih panik, kami memutuskan untuk langsung menuju klinik dimana dia dilahirkan. sampai di sana, ya semua udah baik-baik saja. kondisi normal, suhu badan normal, dan semua normal secara lahiriah.

hmmm.. kami pulang, dan istirahat.

selepas mandi sore, seperti biasa, mas danish cenderung bobo. bundanya ada ke rumah salah satu tetangga, dan mba heni ijin main ke tempat temannya. saya sendirian yang memungguinya bobo di ruang tv, sambil nonton ulangan acara si unyil yang saya sangat suka.

melihat dia bergerak bangun, saya ucapin salam ke mas danish dengan senyum yang saya buat seindah mungkin. dia malah menatap ke satu arah, dan jari-jari tangan kanannya sudah mulai bergerak-gerak. khawatir kejadian terulang, saya peluk mas danish dan saya puk-puk bagian punggungnya. tak lama dan tak sampai kejadian terulang, mas danish saya letakkan kembali.

sewaktu istri saya datang, saya langsung cerita dan memutuskan untuk ke dokter anak. ada sedikit kekhawatiran bahwa mas danish (nauzubillah min zalik) epilepsi. namun setelah gugling sana sini kok beberapa gejala saja yang nampak. karena kami tidak tahu gimana riwayat kedua orang tuanya, sakit apa yang pernah mereka derita, kebiasaan apa yang mereka lakukan, konsumsi makanan seperti apa yang mereka makan, dan lainnya..

dari dokter, diberi obat anti kejang dan vitamin, yang keduanya diminum dua kali sehari. engga tega rasanya menjejalkan bahan kimia sedemikian rupa untuk bayi berumur empat bulan..

mas danish... bagaimana kekhawatiran kami atas dirimu, nak...






Kamis, 20 Agustus 2015

mas danish kedinginan

tak seperti biasanya...

mas danish malam tadi terhitung cukup banyak bangunnya. jam 11.30an, jam 01.00, menjelang jam 02.00, dan jam 03.00.. hampir setiap jam dia bangun, dan setiap bangun selalu ditidurkan dengan sebotol susu hangat.

untuk bangun yang terakhir, menjelang jam 03.30, berbeda dengan empat kali bangun sebelumnya. selama ini mas danish selalu tidur di box yang diletakkan di bawah mesin pendingin ruangan. jadi, aman dari terpaan langsung hawa dingin yang keluar dari mesin tersebut. 

bangun yang jam 03.00, saya buatkan susu, dan saya pindahkan ke kasur, tepat di samping saya tidur. hal itu saya lakukan karena bagian bawah bajunya rada basah, dan saya hanya berfikir secara orang dewasa, paling mas danish kegerahan. jadi memindahkan dia ke tempat yang lebih dingin adalah solusi yang tepat, menurut saya saat itu. 

jam 03.30 saya dengar dia mulai merengek lagi, rengekan yang berbeda.. rengekan panjang, dengan kedua tangan terbuka menggigil. saat itu saya tidak berfikir mas danish mungkin  kedinginan. malah saya berfikir mas danish kenapa? sakit apa? atau panas yang tinggi hingga 'setep' istilah orang-orang di kampung saya. saya peluk dia.. dan tak lama istri saya juga ikut bangun. mengetahui kondisi mas danish yang seperti itu, ternyata dia lebih panik daripada saya..

dibaliklah badannya, takut kalau tersedak dan ga bisa bernafas. ditepuk-tepuk punggungnya... keadaan mas danish masih merengek setengah menangis dengan mata terbuka yang menatap kosong. panik dan panik.. ya Alloh.

inisiatif ke dokter jaga 24 jam di dekat rumah.. sepanjang jalan di gang saya dekap dia, dan udah mulai berfikir normal, mungkin mas danish hanya kedinginan dan butuh dekapan hangat ayahnya. dan benar, sebelum sampai dokter mas danish udah diam, tidak ada lagi rengekan dan tangisan dari mulut mungilnya. walau begitu, saya tetap minta dokter untuk sekedar memeriksanya, barangkali ada apa-apa. inshaAlloh sih engga walau sampai saat ini saya masih menyisakan rasa khawatir..

sehat terus yah, nang...