Rabu, 28 Oktober 2015

revolusi mental

makin aneh-aneh aja apa yang ada di negeri ini...
kemaren baru dapat semacam 'pencerahan' terkait dengan revolusi mental yang digagas oleh kementerian koordinator bidang pembangunan masyarakat dan kebudayaan (kemenko pmk). sebelumnya kementerian tersebut mengirimkan surat permintaan kegiatan revolusi mental di kementerian/lembaga, termasuk kemenkeu.

surat tersebut hampir membuat puyeng. apa yang dikatakan program atau kegiatan, bukanlah program dan kegiatan yang selama ini kami pahami sebagai staf di bidang perencanaan dan penganggaran. namun kegiatan yang bersifat aktivitas atau project nyata yang akan kita laksanakan. 

bingung dengan semuanya hahaha... dan hari ini saya mendapatkan disposisi untuk membuat laporan kegiatan 'pencerahan' kemaren. masih inget kan apa arti disposisi.


karena dalam surat sebelumnya, kami tidak mendapatkan seperti apakah matriks yang dimaksud dalam surat permintaan kegiatan, saya berinisiasi untuk memintakan form matriks kegiatan kepada salah seorang staf di kemenko pmk. saya mendapatkan kontaknya karena boss yang minta, untuk jaga-jaga barangkali butuh. eh benerr.. ah makasih loh bosssss.

pas lihat nomor di hape, wah ada fasilitas whatsap untuk menghubunginya, saya langsung buka aplikasi wa dan berusaha untuk meminta apa yang saya butuhkan. saya memperkenalkan diri, dan seperti biasa, banyak yang mengira saya perempuan, ketika melihat nama yang saya sisipkan di pesan yang saya kirimkan. huufftt..

pesan pertama saya kirimkan pukul 10.52, dan dibalas pukul 10.54. wah.. lumayan responsif nih. saya pantengin email, ko ga ada yang masuk. saya kontak lagi dengan wa pada pukul 11.40, dan dibalas empat menit kemudian, dia bilang sih katanya sebentar. masih saya pantengin juga sampai waktu zuhur tiba. habis sholat saya periksa email.. walah ko belum juga. sampai saya kirimkan foto, apa yang sebenarnya saya butuhkan, barangkali dia bingung dengan penjelasan saya, pada pukul 13.36... dan akhirnya dikirim juga pada pukul 13.47. 

ternyata nilai revolusi mental, belum mendarah daging pada pegawai kementerian pencetus gerakan itu.
saya sih kecewa.. apa susahnya timbang kirim email saja. rentang pukul 10.52 sampai 13.47, pelayanan yang lemot bagi saya, apabila hanya sekedar mengirimkan email.

semoga saya salah..




Senin, 26 Oktober 2015

'kajian' pak sofyan djalil

di satu kesempatan...

saya medapatkan satu disposisi dari pimpinan untuk menghadiri satu acara di kementerian perencanaan/bappenas. 'disposisi' merupakan bahasa birokrat yang kurang lebih artinya adalah arahan, penugasan, instruksi, dan semacamnya. dari judul yang saya baca dalam surat undangan kegiatan tersebut, awalnya sih sebenarnya saya kurang tertarik untuk hadir, launching indeks pembangunan desa (ipd).

seluruh kementerian/lembaga diundang dalam acara itu. tapi engga tau apakah hadir semua atau tidak. atau minimal hanya menugaskan staf di bidang perencanaan seperti saya. alhamdulillah saya ditemani mas arief yang 'terpaksa' ikut hadir, demi menghindari rapat bersama anggota dewan. eeaa.. hahaha.

sambutan demi sambutan ala teknokratpun dimulai. dari kepala badan pusat statistik, perwakilan kemenkonya puan maharani, perwakilan kemendagri, dan perwakilan kementerian desa. yang paling saya apresiasi adalah sambutan dari menteri perencanaan pembangunan nasional/kepala bappenas, bapak sofyan djalil.

sambutan yang sekaligus melakukan launching buku indeks pembangunan desa 2014 itu, tidak bisa disebut sebentar. berbeda dengan pemberi sambutan sebelumnya yang menggunakan teks dan penuh bahasa birokratis, pak sofyan dengan santai memberikan sambutan tanpa teks. tak ada pengulangan kalimat "yang kami hormati bla bla bla...". hehe.. "yang kami hormati bla bla bla..." "yang kami hormati bla bla bla...". no!

setelah sekian banyak kalimat disampaikan, yang kadang membuat kami tersenyum..
"buku ini masih perlu banyak perbaikan tentunya. banyak yang harus ditambahkan. mungkin dari segi pengambilan datanya... bla bla bla..". beliau menyebutkan bahwa mengetahui satu desa yang menjadi objek penelitian. setelah beliau baca, keadaan di lapangan tidak seperti yang digambarkan dalam buku ipd dimaksud. sebagaimana dalam buku tebal di atas meja itu, disebutkan bahwa desa 'x' (saya lupa pak menteri menyebutkan salah satu desa di sumatera) tidak terdapat fasilitas kesehatan berupa rumah sakit dalam radius sekian kilometer. padahal menurut beliau, tiga kilometer dari batas desa, ada rumah sakit tni yang dapat dimanfaatkan oleh warga sipil juga.

nah masukan-masukan dan perbaikan seperti itu, nantinya akan memberikan nilai tambah dalam launching ipd-ipd periode berikutnya.

berbicara nilai tambah.. ini yang seru! saat beliau sedang melanjutkan studi di amerika, beliau berteman dengan seorang amerika yang menyewa salah satu apartemen. belaiu bercerita bahwa teman tesebut sering beliau mintakan pendapatnya untuk melakukan koreksi bahasa inggris atas paper yang beliau tulis. satu saat, teman tersebut akan pindah dari apartemennya. dia memperbaiki apartemen yang selama ini dia tempati. ada lampu yang mati, dia ganti. dinding di cat kembali. sampai-sampai, keset masuk toilet pun diganti dengan yang baru.

pak sofyan heran, mengapa dia melakukan ini semua, padahal apartemen tersebut akan akan dia kembalikan kepada pemiliknya, yang notabene tidak dia tempati lagi, tidak akan menerima manfaat atas apa yang dia lakukan. "jika saya tidak melakukan semua ini, maka tidak ada nilai tambah (value added) yang saya berikan..." ini yang menjadi cambuk pak sofyan dalam menjalani kehidupan sampai dengan saat ini.

beliau mengaku dibesarkan dalam kehidupan muslim. bahkan dalam kesempatan tersebut, beliau menyitir sebuah hadist Rasulullah saw: "barang siapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung. barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin dialah tergolong orang yang merugi. dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dialah tergolong orang yang celaka."

hadist di atas mendorong kita untuk lebih baik setiap hari. menciptakan value added-value added agar tidak menjadi orang yang merugi, atau nauzubillah menjadi orang yang celaka. terkadang, hal-hal 'sekecil' ini kita musti diingatkan ya..

waaluhualam...





Rabu, 21 Oktober 2015

tabayyun

tabayyun atau proses recheck kebenaran berita...

sangat dianjurkan dalam agama ini. sebagai sesama muslim, hendaknya selalu melakukan tabayyun apabila mendengar satu kabar berita dari saudara muslim yang lain, khususnya apabila kabar tersebut lebih cenderung bernada negatif.

dalam hukum positif di negeri ini, ada prinsip praduga tak bersalah. jadi, apabila seseorang diindikasikan melanggar hukum, maka dikedepankan prinsip praduga tak bersalah sebelum proses pengadilan yang membuktikan. namun, sekali lagi, kadang hukum tajam ke bawah dan tumpul ke atas... praduga tak bersalah hanya berlaku bagi kalangan atas aja hehe.

saudara muslim kita adalah bagian dari tubuh kita. apabila tangan kita teriris pisau belati, bukan hanya tangan tersebut yang merasakan sakit. namun seluruh tubuh jualah yang merasakannya. begitulah persaudaraan muslim. tidak terbatas pada wilayah negeri, namun persaudaraan muslim di seluruh dunia.

beberapa saat lalu, beredar kabar bahwa pada saat sholat jumat di kantor, sang khotib 'menjelaskan' tentang syiah. mengingat saat ini tengah memasuki bulan muharom, bulan pertama di kalender hijriyah, maka sepertinya sang khotib tertarik untuk mengambil tema itu dalam khutbahnya. hal ini menarik karena ada kalangan yang menamakan dirinya bagian dari Islam, namun sebenarnya jaaauuuh darinya, mempunyai ritual khusus pada bulan muharom.

kebetulan saat itu, saya sedang berhalangan... *loh??

berhalangan untuk sholat jumat di masjid kantor, masjid al amin. *oowhh... karena sedang ada kegiatan di luar kantor, jadi engga mengetahui secara persis dan detil kejadian demi kejadiannya. konon katanya, saat penjelasan tentang 'kalangan' dimaksud, sudah beredar berita melalui medsos bahwa materi khutbahnya tentang syiah. jangan-jangan, ini khotib adalah salah satu 'agen'nya.

sampai-sampai terjadi hal yang di luar dugaan, ada sebagian jama'ah yang menolak untuk diimami sholat jumat oleh khotib dimaksud. bahkan, selepas sholat pun, interogasi tetap dilanjutkan. ini info yang saya peroleh.

belakangan DKM al amin mengklarifikasi bahwa khotib hanyalah menyampaikan ada kalangan yang menyatakan dirinya Islam, namun mengakui bahwa rukun iman yang keenam adalah kewilayahan. terdapat hari raya yang lebih besar daripada iedul fitri dan iedul adha, yaitu iedul ghadir. saya malah baru dengar ada hari raya ini.. pihak DKM menyatakan merasa kecolongan. ke depan, DKM akan lebih berhati-hati dalam memilih penceramah, baik khotib maupun pengisi kajian, dan merekam semua isi ceramah sebagai bahan dokumentasi.

however, semua telah terjadi. prinsip tabayyun seharusnya dijunjung tinggi sebagaimana telah diajarkan oleh junjungan kita, Rasulillah SAW. waalahu'alam...