lebaran 1434 H..
takbir segera berkumandang ketika pengumuman 1 syawal sudah disiarkan oleh pemerintah. masih sama dengan tahun-tahun yang lalu ternyata, masih ada kenduri menjelang lebaran di masjid. setiap warga membawa makanan ke masjid, dikumpulkan kepada panitia, dibagi secara acak kepada hadirin, dan nantinya dimakan bersama-sama setelah berdoa bersama..
sebuah kearifan lokal.. walau memang tidak di sunnahkan, tidak ada dalil mengenai hal itu, tapi dengan niat berbagi rizki menjelang hari 'kemenangan', insya Alloh tetap mendapat pahala.
diadakan juga takbir keliling desa.. bedanya dengan saat saya masih SD adalah saat itu saya dan peserta yang lain berjalan kaki dengan membawa obor dari batang bambu muda, yang diisi dengan minyak tanah, dan di bagian ujungnya ditutup dengan buntalan kain atau sabut dari kulit kelapa kering yang udah dibentuk sedemikian rupa. waaahh, kalau terjadi saat saat itu, saya rela berjalan kaki keliling desa demi mengabadikan momen yang saya rasakan sangat wow di masa kecil. namun seiring dengan kemajuan jaman, takbir keliling dengan berkonvoi menggunakan motor dan mobil bak terbuka. lumayan berisik jadinya... saya pun mengurungkan niat untuk mengikutinya..
bergemanya takbir, ditinggal kan ramadhan.. ada perasaan gimana gitu. masih ada kesempatan lagi ga ya untuk bertemu dengan ramadhan tahun depan?
dan saya mendapatkan kabar melalui whatsap dari sohib eka yang mengabarkan bahwa jakarta diguyur hujan.. alhamdulillah..
takbir masih bergema sampai dengan keesokan harinya. memang, di desa saya takbiran dilakukan semalam suntuk. bila udah kecapean, digantikan dengan rekaman kaset hehe.. yang penting terdengar bunyi takbir sampai pagi.
pagi harinya, kami bersama-sama berangkat untuk sholat ied di masjid basuki rahmad. banyak yang berjalan, namun tak sedikit pula yang berkendara, baik roda dua maupun roda empat. ada beberapa diantara kendaraan roda empat yang bernomor polisi jakarta. whooaa..
masjid yang mungil, tak sanggup menampung jama'ah yang datang dari berbagai tempat. halaman masjid, halaman rumah yang berada di dekat masjid, dan jalanan dipergunakan oleh jama'ah untuk melaksanakan sholat dan mendengarkan khutbah. sholat dan khutbah berlangsung dengan hikmad, walau bacaan Qur'an iman dan khotib masih perlu diperbaiki. tidak membaca dengan tartil, dan makhrajul hurufnya tidak tepat. dan selesailah semua prosesi menjelang pukul 7.00.
pulang menuju rumah...
acara sungkeman masih menjadi tradisi di keluarga saya. mungkin di keluarga yang lain juga masih hehe.. semoga. alhamdulillah kedua orang tua masih lengkap, semoga pula banyak diantara kawan dan sahabat saya masih sama.. namun bila udah dipanggil salah satu atau keduanya, semoga diberi kesabaran.. (eh, apa siy ko jadi bahas ginian)
sungkem kepada kedua orang tua, kedua kakak saya beserta isterinya yang ada di sana, kakak-kakak sepupu saya yang juga ada di sana.. serta mendapat 'sungkem' juga dari para keponakan yang masih imut-imut.. jadi merasa udah tua nih hihihi. selain itu juga sungkem melalui telpon kepada kedua kakak saya yang lain. sementara sungkem kepada bulik-bulik dan sepantarannya ada yang melalui telepon dan ada yang cukup dengan sms. sementara kepada para teman, kebanyakan saya whatsap..
beda dengan jakarta atau bandung... hari pertama lebaran di malang tidak ada ketupat. tidak ada opor ayam atau sayur labu siam dan konco-konconya.. ketupat baru dimasak seminggu setelah lebaran. kata orang dulu, bersamaan dengan selesainya puasa syawal. wow..
hari pertama lebaran, banyak saudara yang berkunjung ke rumah.. tetangga dekat baru mulai malam dan lanjut esok harinya. setiap rumah telah terhidang kue lebaran.. yang kurang adalah jajanan tradisional yang udah digantikan dengan kastengel, puteri saju, nastar dan bla bla bla. aku kangen makan madu mongso, kangen jadah ketan, kangen wajik ketan, kangen getas/gemblong yang dulu suka dihidangkan sebagai kue lebaran.. hehe. ndeso banget ya? memang! tapi saya suka...
di sela-sela lebaran.. saya mengajak para keponakan untuk panen kopi, panen kakao (bahan dasar membuat cokelat), ke sawah melihat tanaman jagung. sampai tangan saya baret-baret karena tajamnya daun jagung. hehe, indahnya! pinjam kata bijak si boy : uang masih dapat dicari, tapi waktu memang tak dapat dibeli....
selain itu juga melihat keong keluar dari cangkangnya, menggoda tumbuhan puteri malu, memetik buah 'ciplukan', mengacau undur-undur yang memang jalannya mundur, lihat rumah tawon yang udah ditinggal penghuninya..
ooh.. masih adakah ramadhan dan lebaran tahun depan buat saya??
...................
masih bersambung dengan tulisan terakhir..
Asyiikkkk... nama ane, disebut "Soba Eka" wagh bakalan best seller nih :)
BalasHapusBro, kpn dunk ane diajak ke kampung halaman nte?? hehehe..
haha...
BalasHapus