jadi seneng banget dengerin lagu perjuangan tersebut. walau di itunes belum ada yang pas lagunya buat dibeli, tapi bayangin aja ada penyanyi yang nyanyiin lagu "surabaya oh surabaya" tersebut dengan apik, pas yang dimau dengan apa yang ada dalam hati.
lantaran apah gitu?
karena beberapa hari yang lalu saya ada tour on duty ke surabaya selama tiga hari. sebenarnya dinas yang dadakan dan minim persiapan itu saya sangat hindari. tapi karena satu dan lain hal, yaaa jalan lah. dengan tiket yang lumayan mahal karena dibeli h-1 sebelum keberangkatan, hari rabu, 1 november jalanlah saya, rendy, dan mas nandhi dengan batik air dari bandara halim..
selain itu, saya juga menghindari terbang dengan batik air. masih teringat di benak saya ketika dinas ke kota yang sama februari lalu, balik ke jakarta dengan batik air delay almost tiga jam. dan menurut saya, mereka pinter banget, gimana caranya menghindar dari kewajiban sesuai perundangan, untuk tidak memberikan ganti rugi Rp300k per penumpang apabila penerbangan mengalami delay selama tiga jam. gimana? mungkin penumpang lain mengira keterlambatan hanya dua jam saja, dengan menghitung lama waktu dari jadwal boarding yang seharusnya dengan waktu boarding aktual selama dua jam. dan setelah dua jam tersebut, kami dipanggil masuk ke pesawat, dan anehnya kami menunggu di dalam pesawat selama satu jam.. padahal udah engga ada yang ditunggu lagi. semua udah siap menurut saya. karena malam telah larut, maka banyak diantara penumpang, termasuk saya, yang tidur-tidur ayam atau bahkan tidur yang sebenarnya di kabin. alhamdulillah-nya, ac tetap dinyalakan. karena pada ketiduran, engga nyadar kalau mereka telah tidur di dalam pesawat tapi masih di kota yang sama selama satu jam. so, total waktu menunggu kami (delay) adalah tiga jam. hmmm, sebuah permainan yang syantique dari perusahaan penerbangan lion group tersebut.
balik ke 'surabaya'...
surabaya sekarang cantik banget, jalannya lebar dan bersih. trotoar lebar dengan paving block yang tertata instagramable. tamannya? hijau ranau.. sangat nyaman.
kebetulan saya menginap di hotel grand inna simpang yang berlokasi di daerah tunjungan. saat pagi jalan kaki bareng rendy mencari oleh-oleh melewati jalan tunjungan... ini kok saya merasa di luar negeri yah. kondisi jalan seperti yang saya gambarkan di atas, ditambah lalu lintasnya yang engga macet, banyak pe-pu-unan di trotoar tapi tak mengurangi hak pejalan kaki, mobil parkir tertata rapi di pinggir jalan... bangunan era kolonial yang masih sangat terawat dengan baik, termasuk yang masih berdiri megah di jamannya adalah hotel majapahit yang dahulu kala adalah hotel yamato di jaman penjajahan jepang... di jaman now, tunjungan telah dikuasai oleh gedung pencakar langit, yang seolah menggantikan kemegahan bangunan era kolonial.
indah nian surabaya masa kini, modern banget. bahkan nih.. saya sore ke plaza tunjungan, saya melihat penyeberangan jalan dengan elevator. maaakkk... berfungsi lagih hehe. karena kebanyakan di indonesia kan bisa bangun tapi tak bisa merawat. yampun, ini elevator berfungsi dengan baik. duh luluh lantak hati saya. cinta banget ama surabaya. bayangin ajah bila tak ada elevator tersebut, ada warga atau pelancong dengan kebutuhan khusus sehingga jalannya harus menggunakan kursi roda.. bisa dengan nyaman menyeberang jalan menggunakan elevator tersebut.
gimana kabar kali-nya?? yha, dari penampakan penglihatan mata saya di balik kaca jendela mobil, kalinya udah bersih banget. bahkan di satu pagi ketika hendak ke salah satu kantor, saya lihat ada yang ciblon di sana. "sering buat lomba-lomba mas, kalau sabtu minggu ada kapal-kapalannya", kata driver taksi online yang udah mulai menjamur juga di ibukota jawa timur tersebut. pada bantaran kalinya, lagi-lagi dipercantik dengan taman yang rindang.. duh maakkk... menurut bu risma, walikota surabaya, taman adalah tempat berkumpulnya warga dan keluarga, jadi udah selayaknya mereka bisa bercanda tawa bahagia, bertemu satu dengan yang lain, ditempat yang nyaman. jadi sudah sewajarnyalah apabila taman-tamannya dipercantik, agar warganya makin bahagya.
kuliner? saya dan rendy kangen dengan nasi goreng khas jawa timuran. kami sering ngobrol kalau nasi goreng dan mie goreng ala jawa timur itu berwarna merah, tanpa acar, tapi diberikan beberapa buah cabai utuh dan potongan timun. euuhh, nyamnyam. di sekitar hotel ada yang jualan nasi goreng krengsengan. rameee banget. entah lah, krengsengannya apa. sekali masak bisa satu wajan besar. ada yang mamam ditempat, ada yang take away juga. setelah antri kurang lebih tiga puluh menit, seporsi nasi gorengpun ludes malam itu. kenyang ogeb.
jadi pengen berlama-lama di surabaya, kota yang telah memanusiakan manusia-manusia yang menghuninya, atau mungkin manusia yang hanya datang untuk beberapa saat saja. ini perubahan drastis semenjak saya terakhir kali ke surabaya beberapa tahun silam... dan parahnya yang saya ingat saat itu adalah surabaya agak menyeramkan bila kita mengunjungi terminal bus antar kotanya, surabaya itu panas, bahkan lebih panas daripada jakarta... surabaya itu banyak nyamuk.. beuh..
tapi saat ini, seolah semua telah berubah 360 derajat. salut dengan kepemimpinan ibu risma, yang telah berhasil merubah kota surabaya menjadi seperti ini. saya hanya berharap, pelayanan birokrasi di sana juga tak kalah waw-nya apabila dibanding dengan perubahan wajah kotanya.
tampak pelancong dari negeri jiran nak menyeberang jalan
daaannn...
"aku ingin ke me*karta... eeh.. aku ingin ke surabaya"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar