banyaknya
jama’ah yang mengunjungi madinah, membuat banyak yang memanfaatkan untuk
berjualan makanan berupa kurma, cokelat, buah-buahan tropis dan aneka makan
yang lain. ada yang berjualan pernak-pernik, pakaian, buku, obat-obatan, dan
beragam kebutuhan sehari-hari. ada juga yang berjualan perhiasan emas, parfum,
dan oleh-oleh.
mereka
berjualan mulai dari halaman luar masjid nabawi, sampai yang benar-benar
menetap di bawah-bawah bangunan hotel. owhya, sepanjang yang saya lihat, semua
hotel di madinah, bagian bawahnya selalu ditempati oleh beberapa toko. mungkin
terlalu mahal untuk mendirikan bangunan toko yang berdiri sendiri, sehingga
memanfaatkan lahan hotel bagian bawahnya. sedangkan lantai dua dan seterusnya
digunakan untuk loby hotel dan kamar-kamar.
kembali
kata ustadnya, walaupun kebutuhan utama orang arab adalah mobil, namun begitu
belum lah bisa disebut sebagai orang kaya. karena orang arab baru akan disebut
kaya ketika sudah mempunyai rumah sendiri..
balik ke
masalah perdagangan hehe…
adapun
yang berjualan di sana mulai dari anak kecil yang menjajakan mainan dan parfum,
sampai dengan orang dewasa yang berjualan selain dari itu. bila dilihat dari
rasnya, sebagian besar yang berjualan di halaman luar masjid nabawi berasal
dari eropa timur, atau negara-negara pecahan soviet. jika ke indonesia
mungkin mereka udah jadi artis kali hehe.. karena pasar pertelevisian indonesia yang
lagi doyan ama wajah indo.
selain
itu ada beberapa dari afrika, dan asia selatan. sementara itu yang berjualan dengan
menetap di toko bagian bawah hotel kebanyakan dari ras arab, dan sebagian kecil
asia selatan.
yang
unik adalah hampir semua penjual tersebut bisa berbahasa indonesia. “lima real”
“sepuluh real” “barang bagus” dan berbagai kata lain dalam bahasa indonesia.
ramai mereka berteriak sehabis bubaran sholat fardhu, dari shubuh sampai isya.
hmm..
sebagai warga indonesia, saya berfikir.. kalau semua penjual berteriak dengan
bahasa indonesia, berarti memang pasar terbesarnya adalah warga indonesia.
weleh-weleh.. bener-bener negeri dengan penduduk yang doyan belanja, dimanapun
dan kapanpun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar