Kamis, 12 Desember 2013

sayonara eiger-ku

punya dua eiger dalam hidup saya..

si eiger di pantai pasir panjang, bengkulu

haha... hanya sebuah sendal gunung dan satu buah tas pinggang. sendal gunung itu saya beli jauh sebelum saya menikah. kalau tidak salah tahun 2006. sedangkan tas pinggangnya, masih lebih muda beberapa bulan setelahnya. tapi keduanya memang saya beli sebelum saya menikah, di toko buku gramedia matraman.

tas pinggang merek eiger saya masih dalam kondisi prima. memang saat ini sudah jarang saya memakainya. palingan kalau mo pergi ke mana gitu dan males gembol hape, dompet, dan beberapa barang kecil lainnya. pernah juga dulu saya bawa ke kantor, tapi sekarang udah engga lagi.

kalau sendal gunungnya.. jangan ditanya lagi, kuat di segala medan. untuk harga yang saat itu di bawah Rp100ribu, sebandinglah dengan kualitasnya. sendal ini sudah pernah jalan-jalan berkeliling indonesia, dalam rangka tour on duty tentunya. dari medan, sampai jayapura papua, dia selalu saya bawa kalau lagi dinas. bahkan, dia pernah ke jeddah, madinah, dan makkah loh hehe. jauh juga kamu jalan-jalan bray.

kondisi cuaca akhir-akhir ini yang sudah tidak menentu, kadang pagi dan siangnya panas, sorenya tiba-tiba hujan.. membuat saya lebih sering menggunakan sendal gunung berangkat dan pulang kerja. lebih nyaman untuk berdesak-desakan di commuterline soale.. hehe. dan lagi kalau hujan, sayang sepatunya harus basah. biarlah sepatu ngendon saja di tempat kerja, nah untuk di jalannya biar si eiger yang 'bekerja'.

berangkat kerja tadi pagi.. di stasiun buaran, saya merasa ada ganjelan sedikit di bagian bawahnya. pas saya intip, tak ada apa-apa. udah saya jalan lagi.. tapi ko tetep berasa yah? saya perhatiin pelan-pelan.. owalah ternyata ada yang udah kopek, kalau dibiarin lama-kelamaan bisa putus tuh tali sendal. 

hwaaa, kayaknya kamu memang udah saatnya pensiun... makasih yah udah mau diinjak-injak, mau menemani kemana saya pergi...

sayonara sendal eiger-ku...





Rabu, 11 Desember 2013

ngawal ibu-ibu


sore hari dikabarin mas arief, ngasih tau kalau saya diikutkan juga untuk menjadi panitia advokasi gender di cirebon..


kegiatan ini atas ide bu wamenkeu untuk mengumpulkan seluruh pejabat eselon II di lingkungan kementerian keuangan, khusus yang perempuan. kegiatan dilaksanakan mulai pagi hari, jumat 6 desember. rangkaian acara dimulai dari atas kereta wisata menuju cirebon, dilanjutkan di santika cirebon, keraton kasepuhan, dan terakhir la la la la di kampung batik trusmi.

 wah, dag dig dug. urusannya ama pejabat eselon atas soalnya, hehe.. tapi kalau emang udah dikasi amanah, yah harus dijalankan. tugas saya adalah 'mendampingi' tiga orang ibu-ibu, dari konfirmasi kehadiran, nyambut ketika beliau datang di stasiun gambir, membawakan barang bawaan kalau memang banyak barang bawaanya hehehe, de-el-el.. full service pokokna mah. tiga ibu-ibu itu adalah (1) bu lusi - kepala ppddp, (2) bu neneng - tenaga pengkaji bidang pelayanan perpajakan, (3) bu nuning - tenaga pengkaji harmonisasi kebijakan.

jadwal kereta berangkat dari gambir jam 6.00 pagi hari. sebelum jam keberangkatan, saya dan teman-teman sudah siap di pintu khusus timur, menunggu beliau-beliau hadir satu per satu. apabila telah datang, kami antarkan ke ruang tunggu khusus di lantai 1. menjelang keberangkatan, dari 25 peserta yang terkonfirmasi hadir, baru 23 yang telah datang. sementara yang lain menuju lantai 3 untuk boarding, dua orang panitia, mas arief dan mba fitri, setia menunggu di bawah. detik-detik menuju keberangkatan, keduanya telah hadir setengah berlari.. alhamdulillah. seluruh perserta telah masuk dalam kereta wisata, kami masuk ke dalam gerbong eksekutiv di depannya. sejenak bernafas lega.

selama perjalanan, ibu-ibu menerima materi tentang pengarusutamaan gender. ada sesi narsisnya juga ternyata hahaha.. ketauaaaann! sementara kami la la la la di gerbong depannya.

sampai di cirebon, ibu-ibu diarahkan ke dalam bus yang telah disiapkan. kami mengawal dengan beberapa mobil di belakangnya, menuju santika cirebon. setelah beliau semua selesai sarapan, dilanjutkan dengan materi berikutnya sampai menjelang sholat jumat. mereka sholat zuhur, beberapa panitia sholat jumat di masjid dekat hotel.


acara berlanjut di keraton kasepuhan. disambut oleh putra mahkota yang baru saja menyelenggarakan pernikahannya, dan beberapa kerabat keraton. dibuka dengan tarian penyambutan, dan selanjutnya kami diberikan penjelasan tentang peran keraton kasepuhan dalam mempertahankan batavia. dijelaskan pula peran perempuan di keraton kasepuhan dahulu-dahulunya. keren juga ternyata. lalu acara jamuan makan siang, setelah itu kami pamit untuk melajutkan perjalanan ke kampung batik cirebon, trusmi.


di sana, ibu-ibu pada belanja batik dan beberapa oleh-oleh. kalau tidak salah dengar, sebenarnya beliau-beliau juga diarahkan untuk belajar membatik. namun sepertinya nafsu belanja harus segera dituruti daripada bersabar ria menorehkan malam panas ke kain putih. hehe..


kami kumpulkan belanjaan mereka, dengan dikasi nama. menjelang jam 18.00 petang hari, kami berangkat ke stasiun cirebon, untuk bersiap balik ke jakarta jam 19.20 dengan kereta argo muria dari semarang. selain barang bawaan ibu-ibu, juga telah disiapkan sekedar oleh-oleh dalam sebuah keranjang. hwaaa.. banyak banget. bisa ga yah nanti masuk semua dalam kereta?

alhamdulillah engga dimarain ama petugas pt.kai

dan kereta terlambat datang. dengan sigap, kami dibantu oleh teman-teman eo memasukkan belanjaan dan oleh-oleh. lari ke sana lari ke sini. tapi semua aman, alhamdulillah! kereta berjalan... juk ijak ijuk ijak ijuukkk.. katukku datang, aku tertidur hehehe.. baru ketika ada pengumuman kereta akan berhenti di stasiun surabaya, eh bekasi saya kebangun. dan begitu seterusnya sampai turun di gambir.

membantu turun dan pengurusan barang bawaan ketiga ibu, dan memastikan beliau udah dijemput oleh sopir atau keluarganyaa..

lanjut acara cabul, capacity building di cisarua - bogor..




foto kedua s.d kelima, arsip kaniki @2013

Senin, 09 Desember 2013

2 tahun, menginjak dewasa

tak terasa..

dua tahun sudah kamu setia menemani hari-hari kami. dari awal kami yakin bahwa kamu adalah yang terbaik. memilihmu dengan segala pertimbangan. kamu anak yang manis dan manja. kulitmu putih, seputih hatimu yang tanpa dosa.

dua tahun yang lalu kamu datang, nak. wajahmu sangat rupawan, matamu berbinar, senyum manismu tersungging. suaramu halus lembut, membuat orang jatuh cinta. 

kala kami bersilaturahmi ke berbagai tempat, dengan lapangnya tanganmu terbuka lebar. bak putera kecil yang merengek minta diajak. hehe, kamu lucu banget.

kalau kami pergi jauh, dengan setia kamu menunggui kami di rumah. menunggu kami datang kembali, dengan senyum hangat bahwa kamu tetap berdiri di sana.

desember 2013, tepat dua tahun usiamu. kami hanya berharap, semoga kamu tidak rewel.. tetap dalam kondisi baik, sehat selalu..

dari kami yang selalu menyayangimu :
marlin dan niken..

happy birth day my Pico








korban copet

salah satu yang saya suka dengan berjejal ria dalam commuterline atau berpanas ria di tengah kemacetan lalu lintas ibukota dalam angkot...

banyak cerita yang di dapat dalam kesehariannya. walau rutenya itu-itu aja, tapi orangnya berbeda-beda, dan terdapat cerita yeng berbeda pula. seperti yang saya alami sepulang kerja suatu petang. selepas sholat magrib saya bergegas turun lift. karena mendapatkan informasi dari teman yang sering bareng pulang kerja dengan naik commuterline bahwa hari ini ada gangguan, saya segera memutuskan untuk naik transjakarta. 

kondisi masih hujan cukup deras petang hari itu, selepas absen di mesin absensi, saya lihat ada anak dengan sebuah payung yang cukup besar. saya minta anak itu untuk mengantar ke depan, tempat dimana bisa naik angkot jurusan kampung melayu yang melewati kramat. 

"pak, saya naik tapi ga bayar boleh?" tanya seorang ibu setelah angkot melewati lampu merah jl.dr.wahidin, di depan sekolah penabur tepatnya. logat 'medhok' jawa yang sangat kental. saya bisa tebak, ibu dan satu anak muda ini dari jawa timur.
"hah?" tanya abang sopirnya, setengah memicingkan mata dan kepala aga dimiringkan.
"iya, saya boleh numpang sampai matraman?" tanya ibunya lagi.
"oh, ayok..!" kata si abang mempersilakan.
"pak, ini berdua engga bayar ga papa?" tanya ibu tadi untuk meyakinkan abang sopir bahwa mereka bener-bener bisa naik angkot gratis sampai tujuan.

si ibu sudah cukup berumur, memakai kemben, jarit batik di bagian bawahnya, dan jilbab krem. bersama dengan dia, ada anak muda 20-an tahun dengan bertopi, serta membawa satu buah kardus. 

"mau ke mana ibu?" saya menyapa.
"mau ke matraman, nyari tumpangan mobil sayur atau paket."
hah? maksudnya? saya bingung dengan apa yang dikatakan ibu tadi.
"ibu dicopet di kapal waktu nyebrang dari lampung ke merak. udah engga punya apa-apa lagi sekarang. buat beli tiket kereta ga mampu, ga ada duit lagi. tadi dari merak ke senen diantar sama tukang paket. trus kasi tau kalau dimatraman ada banyak mobil paket yang ke jawa..." si ibu bercerita.
"iya mas, tadi udah minta tolong orang pt.kai untuk bisa diikutkan sama gerbong pengangkut barang. tapi harus bayar Rp75ribu perorang untuk sampai gresik.." tambah anak muda tadi.

saya berfikir, di matraman yang sebelah mana ada mobil pengantar paket ke jawa. waktu saya tanyakan apakah yang dimaksud pahala kencana, mereka menjawab bukan. malah mereka mengatakan di matraman katanya banyak kok mobil pengantar paket ke jawa timur. lagi-lagi saya berfikir, di matraman yang sebelah mana ya. setau saya yang udah paham banget matraman, tidak ada jasa ekspedisi di matraman selain pahala kencana dekat gramedia itu.

"tadi sempat mau jual pakaian bekas, tapi siapa mas yang mau ngebeli. kalau ada pun paling juga engga cukup buat beli tiket". 
JLEB!! ngenes banget dengernya. saya ngebayangin, gimana kalau di posisi mereka. jauh dari keluarga, tidak punya apa-apa. apa yang nanti buat makan? minimal buat bertahan hidup kalau belum juga dapat tumpangan ke jawa.

saya sempat memaki diri sendiri, mengapa bawa uang selalu pas-pasan di dompet. jarang sekali bawa berlebih. #eh emang ada yang lebih? hehehe..

ini salah satu potret negeri ini, dimana ketimpangan sosial memang masih terjadi, sehingga sebagian orang masih menghalalkan cara untuk mengambil hak orang lain. saya heran, ko yang diambil malah punya orang susah gitu. mengapa tidak berusaha mengambil harta para koruptor aja sih. #yeee, mereka lebih pinter kalee gimana cara menyimpan uangnya biar engga mudah diambil "pencopet" yang lain hehe..

kami berpisah di halte pal putih. saya melanjutkan perjalanan denga transjakarta yang relatif lebih lancar daripada angkot itu.