Rabu, 21 Oktober 2015

tabayyun

tabayyun atau proses recheck kebenaran berita...

sangat dianjurkan dalam agama ini. sebagai sesama muslim, hendaknya selalu melakukan tabayyun apabila mendengar satu kabar berita dari saudara muslim yang lain, khususnya apabila kabar tersebut lebih cenderung bernada negatif.

dalam hukum positif di negeri ini, ada prinsip praduga tak bersalah. jadi, apabila seseorang diindikasikan melanggar hukum, maka dikedepankan prinsip praduga tak bersalah sebelum proses pengadilan yang membuktikan. namun, sekali lagi, kadang hukum tajam ke bawah dan tumpul ke atas... praduga tak bersalah hanya berlaku bagi kalangan atas aja hehe.

saudara muslim kita adalah bagian dari tubuh kita. apabila tangan kita teriris pisau belati, bukan hanya tangan tersebut yang merasakan sakit. namun seluruh tubuh jualah yang merasakannya. begitulah persaudaraan muslim. tidak terbatas pada wilayah negeri, namun persaudaraan muslim di seluruh dunia.

beberapa saat lalu, beredar kabar bahwa pada saat sholat jumat di kantor, sang khotib 'menjelaskan' tentang syiah. mengingat saat ini tengah memasuki bulan muharom, bulan pertama di kalender hijriyah, maka sepertinya sang khotib tertarik untuk mengambil tema itu dalam khutbahnya. hal ini menarik karena ada kalangan yang menamakan dirinya bagian dari Islam, namun sebenarnya jaaauuuh darinya, mempunyai ritual khusus pada bulan muharom.

kebetulan saat itu, saya sedang berhalangan... *loh??

berhalangan untuk sholat jumat di masjid kantor, masjid al amin. *oowhh... karena sedang ada kegiatan di luar kantor, jadi engga mengetahui secara persis dan detil kejadian demi kejadiannya. konon katanya, saat penjelasan tentang 'kalangan' dimaksud, sudah beredar berita melalui medsos bahwa materi khutbahnya tentang syiah. jangan-jangan, ini khotib adalah salah satu 'agen'nya.

sampai-sampai terjadi hal yang di luar dugaan, ada sebagian jama'ah yang menolak untuk diimami sholat jumat oleh khotib dimaksud. bahkan, selepas sholat pun, interogasi tetap dilanjutkan. ini info yang saya peroleh.

belakangan DKM al amin mengklarifikasi bahwa khotib hanyalah menyampaikan ada kalangan yang menyatakan dirinya Islam, namun mengakui bahwa rukun iman yang keenam adalah kewilayahan. terdapat hari raya yang lebih besar daripada iedul fitri dan iedul adha, yaitu iedul ghadir. saya malah baru dengar ada hari raya ini.. pihak DKM menyatakan merasa kecolongan. ke depan, DKM akan lebih berhati-hati dalam memilih penceramah, baik khotib maupun pengisi kajian, dan merekam semua isi ceramah sebagai bahan dokumentasi.

however, semua telah terjadi. prinsip tabayyun seharusnya dijunjung tinggi sebagaimana telah diajarkan oleh junjungan kita, Rasulillah SAW. waalahu'alam...




Tidak ada komentar:

Posting Komentar