Minggu, 22 Oktober 2017

diklat mahal

beruntungnya saya...


dapat mengikuti diklat sertifikasi terkait dengan implementasi strategi. sebenarnya sih lebih tepat temen-temen bagian pengelolaan kinerja dan risiko, karena lebih dekat dengan tugas dan fungsi mereka. berhubungan dengan bagian perencanaan? iya juga, tapi engga lah banyak.


berawal dari liburan saya bulan agustus lalu ke malang, saat menerima whatsapp dari mas nandhi. ada tawaran diklat csep (certified strategy execution proseeional), yang diselenggarakan selama delapan minggu. lama banget?? engga juga, karena cuma delapan kali pertemuan hehe. jadi pertemuan sekali sahaja dalam seminggu.

"kenapa engga kasi tawaran ke kak nita?" jawaban dia waktu itu karena kak nita sedang sibuk nyiapin trilateral meeting pusat investasi pemerintah.
"gimana dengan rendy?" jawaban dia waktu itu karena rendy sedang sibuk dengan pag PUG peg pog. entahlah... bener engganya. yawis lah, toh engga sendirian ini. ada udin dan mas iska.

biaya kegiatan ini dari temen-temen ditjen pajak. jadi kami hanya lenggang kangkung aja ke sana. bila bayar sendiri? siapin budget Rp30jt-an. mahal banget yak. mengingat pelaksanaan kegiatan di hotel mercure harmoni, dengan pengajar dan dosen tamu yang profesional di bidangnya. memang engga semua pengajar bagus sih ngajarnya, hanya satu saja yang menurut saya memang perfect dan banyak pengalamannya, pak djunaidi.



sebenarnya unit-unit lain di kementerian keuangan banyak yang terima hibah dari lembaga donor. salah satu kegiatannya adalah pelatihan dan sertifikasi seperti ini, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. 


permasalahannya adalah, mengapa di biro perencanaan dan keuangan yang notabene adalah pintu masuknya dan muara perencanaan kegiatan dan kinerja serta penganggaran kementerian, takda pun pendanaan dari luar yang memungkinkan pegawainya bisa untuk mengembangkan diri, baik secara hard skill maupun soft skill. atau saya yang engga tau hehe. maklum lah kadang engga update dengan berita-berita luar.


kalau udah gini, kadang berasa, seolah kue pembangunan itu hanya untuk bebera gelintir orang saja yang 'beruntung' menikmatinya. sebenarnya engga ngiri sih, ahahaha... semoga kue pembangunan juga dinikmatin oleh masyarakat kecil. saya bahagiyha bila melihat tukang gorengan masih bisa tersenyum, tukang es buah masih senyum masih saat hujan turun.. duh kadang mereka memang tetap senyum dalam penderitaannya.

fabiayyiala irobbikuma tukadzibaan...






Tidak ada komentar:

Posting Komentar