untuk menarik warga jakarta dan agar mudah diingat oleh calon pemilihnya, semua calon memiliki slogan-slogan... (1) jakarta maju terus.. "emang sekarang udah maju ya?" hehe (2) jakarta jangan lagi 'berkumis'/berantakan, kumuh, miskin.. ini sindiran kepada salah satu pasangan yang pernah menang di pemilukada sebelumnya dengan slogan 'coblos kumisnya' (3) nomor ini saya sepertinya belum pernah dengar slogannya.. (4) ayo beresin jakarta.. "wah, ikutan beres-beres deh gue. huft. hehe!!" (5) berdaya bareng-bareng.. "bergaya, boleh juga hehe.." (6) tiga tahun bisa.. "oya? gue catet bang. hehe!!"
selain slogan-slogan di atas, mereka juga membuat ibu kota banjir bandang dimusim kemarau ini hehe.. bukan banjir air, namun banjir janji. banyak janki mereka lontarkan, walau kadang kalau nanti menang belum tentu dapat dipenuhi. jadi teringat dengan pemilukada sebelumnya, dimana salah satu calon digadang-gadang sebagai ahlinya dari segala macam keruetan ibu kota. tidak lah dia politikus, rakyat kecil, dan profesional mengatakan beliau adalah ahlinya. bahkan para ustadzah juga tidak ketinggalan mengeluarkan hadist yang ditayangkan pada beberapa stasiun televisi swasta dengan mengatakan apabila suatu urusan pada yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya. heemmm....
dan sekarang, apa yang kita lihat? Anda dapat merasakannya sendiri hehe.. berkaca dari itu, saya tidak habis pikir ko ya masih aja banyak yang mengobral janji. padahal nantinya juga sedikit atau bahkan mungkin tidak ada yang dapat tercapai. kalau mereka tahu dan mengerti apa makna dari sebuah janji, mungkin mereka tidak akan segampang itu membanjiri warga dengan janji-janji. janji adalah hutang, dan setiap hutang itu wajib dibayar. yang sering saya lihat adalah : saat kampanye sepertinya semua keluhan warga didengar dan diberikan janji akan diperjuangkan. sepertinya mereka dekaaaaat sekali dengan warga. padahal nantinya saat salah satu telah menduduki jabatan yang diinginkannya itu, lupa dengan apa yang pernah dia dengar dari warganya saat kampanye. bahkan yaaa.. (catet!!) untuk jalan di jalanan aja, minta didahulukan. siapa melayani siapa? siapa yang harusnya dilayani? hmm.. lupa pada warganya yang dulu memilihnya.
politik.. politik.. tak lebih dari janji-janji surga, yang belum tentu dapat ditepati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar