Senin, 07 April 2014

si sapi

sejak tinggal di rumah ini, 2008, kami telah mempunyai piaraan  tiga ekor kucing..


yang pertama ada di celeng, dengan bulu hitamnya yang mendominasi sebagian besar tubuhnya. hanya tersisa bulu-bulu putih di ujung keempat kaki-kakinya. sehingga nampak dari jauh seperti sedang menggunakan kaos kaki. hahaha.. kucing kami ini refleks banget kalau ada yang membuka pintu rumah. langsung mengeong untuk bisa masuk ke dalam rumah.

yang kedua si putih. sesuai namanya, tubuhnya didominasi oleh warna putih, dan hanya beberapa bagian di kepala dan badannya ternoda oleh warna abu-abu. si putih ini sangat unik, karena sama sekali engga berani masuk ke rumah. hanya mengeong di depan pintu saja.

dan yang saat ini menghuni rumah adalah si sapi. warna-warninya laksana sapi perah, jadi salah satu keponakan kami, ghina, memanggilnya sapi. dia hanya datang di pagi hari. jadi sewaktu saya buka pintu untuk ke masjid pada shubuh hari, dia sudah leyeh-leyeh di depan pintu. badannya bongsor, perutnya gembung. dia pertama kali ke rumah dalam kondisi terluka akibat peperangan antar kucing. mendekam di bagian belakang garasi. saat itu mah, didekati hanya diam saja. dikasi susu juga engga diminum. masih takut kalau diracun mungkin.

persamaan dari ketiganya adalah sama-sama kucing laki-laki. dan persamaan yang paling aneh adalah walau mereka kucing laki-laki tapi sangat cemen kalau ketemu kucing laki-laki lain. ekornya merekah dan nyalinya ciut haha.. namun dari dua pendahulunya, semua pada menghilang menjelang akhir hayatnya. mungkin mereka tak ingin melihat kami bersedih ketika melihat kenyataan bahwa mereka telah tiada. akankah sapi juga menghilang nantinya? wallohualam.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar