Kamis, 30 Agustus 2012

pak kuncoro (alm), kenangan di cimahi


masih subuh di stasiun kereta api (ka) kiara condong kota bandung jawa barat, saya terbangun dari tidur di emperan sebuah mushola. diantar oleh kakak, pagi hari sebelumnya, saya naik ka pasundan dari stasiun semut surabaya menuju bandung. ka kelas ekonomi yang panas, dan sering berhenti di stasiun-stasiun kecil. karena ka berangkat pada pagi hari dari surabaya, kami sampai di bandung ketika matahari sudah terbenam dari beberapa jam yang lalu.. ini pertama kalinya saya menginjakkan kaki di tanah sunda, tanah yang pernah saya impikan pada saat sma.
…………..
‘kisah’ ini bermula saat saya diterima untuk melanjutkan studi pada program diploma 1 sekolah tinggi akuntansi negara (stan) di cimahi, pertengahan 2001
…………….
setelah menunaikan kewajiban sholat shubuh, ditemanin hawa dingin khas kota bandung, saya berbincang sebentar dengan kakak mengenai ‘strategi’ bagaimana cara ke cimahi, dimana kampus berada. kami belum bisa memetakan, kemana arah cimahi dari kiara condong. terdengar percakapan orang-orang disekitar kami. lantunan kata-kata ‘aneh’ dengan logat yang agak mengalun lambai. dan ketika kami tanya, kemana arah cimahi… jawabnya “eta…” “ieu…” “aya…” “atuh…” “kaditu…” hehe.. kosakata baru saya, yang menambah perbendaharaan kata dalam kamus bahasa daerah. perbedaan bahasa membuat saya merasa terasing. bagaimanapun, ini adalah pengalaman pertama pergi jauh ke luar dari ‘negeri’ saya di pedalaman kabupaten malang.
sebelum matahari mulai meninggi, kami menyempatkan untuk membuka bekal yang dari awal berangkat belum sempat kami sentuh. telur rebus. iyap, ini bekal yang sering ibu bawakan saat kami pergi jauh. setelah kami buka, ternyata telur-telur itu sudah basi. alamak… tidak ada sarapan buat kami di pagi itu.
setelah mendapatkan petunjuk seorang ibu yang sudah berumur, kami akhirnya naik angkot hijau ke leuwi panjang. jalanan sudah mulai ramai, hilir mudik orang berlalu-lalang saat kami menunggu angkot jurusan cimahi di terminal leuwi panjang. ada satu angkot jurusan padalarang yang melewati cimahi mendekat ke arah kami berdiri menunggu. kami naik, setelah sopir menjawab ‘muhun.. /ya..’ atas pertanyaan kami apakah angkot akan melewati jalan gadobangkong atau tidak.
sepanjang perjalanan, kami terus menengok kanan dan kiri. ada rasa cemas, jangan-jangan alamat yang kami tuju sudah kelewat jauh. walaupun aa sopir telah mengatakan bahwa angkot yang dia kemudikan akan melewati alamat itu. tapi namanya juga manusia, khawatir kalau si aa lupa memberi tahu kami, saat angkot sebenarnya telah sampai pada tujuan kami. perjalanan dengan angkot, di negeri yang asing, sementara bawaan lumayan banyak, membuat saya kurang nyaman. hufttt… saya hanya bisa mengeluh dalam hati.
kurang lebih satu jam lamanya, akhirnya kami melihat beberapa papan nama kantor, minimarket, bertuliskan “…Jl.Raya Gadobangkong…” alhamdulillah. setidaknya kampus saya tidak jauh dari sini. dan ketika kami melihat tulisan besar “Balai Pendidikan dan Pelatihan Keuangan VII Cimahi…” wah, tak terbendung rasa bahagia kami karena telah sampai di tujuan dengan selamat. ya Rabb, terima kasih karena Engkau selalu menyertai perjalanan kami. Engkau pula yang menunjukkan kemana kami harus melangkahkan kaki ini…
setelah ‘menemukan’ tempat dimana kampus berada, permasalahan selanjutnya mulai muncul. kemana saya harus mencari kost, tempat tinggal selama saya menempuh kuliah selama satu tahun ke depan? tidak ada saudara atau sekedar kenalan yang bisa dihubungi. bingung…
menyusuri jalan gadobangkong, kami menemukan sebuah gang kecil, dengan rel ka double track di bagian bawahnya. tanya seseorang di gang tersebut, kami diarahkan menuju rumah bu rt yang letaknya beberapa puluh meter dari tempat kami bertanya. sampai di rumah bu rt, alhamdulillah kami disambut dengan baik. saya sempat berkenalan dengan beberapa senior yang menghabiskan jatah kost di sana. yang paling saya ingat adalah saat berkenalan dengan mba nunung, senior asal surabaya. suaranya kenceng khas jawa timuran, tapi sebenarnya baik hehe… karena mba nunung lah yang membuatkan kami teh manis yang menghangatkan badan pagi itu.
………………
bu rt…. panggilan akrab warga sekitar kepada bu kuncoro, adalah istri pak kuncoro (ya iyalah hehehe.. inilah jeleknya masyarakat saat ini, yang mengganti nama asli istrinya dengan nama panggilan suami setelah menikah. sehingga, banyak orang yang tidak tahu siapa nama sebenarnya ‘ibu ‘ tersebut. termasuk saya, sampai dengan saat ini tidak pernah tahu siapa nama asli bu rt alias bu kuncoro hihihih.. jangan dimalahin yak..). pak kuncoro asli dari surabaya, sementara ibu asli jakarta. mereka sudah lama tinggal di bandung, tepatnya di gadobangkong – cimahi.
pak kuncoro gemar menyeruput kopi hitam, dan tidak lupa ditemani rokok di pagi hari. suaranya agak berat, mungkin efek dari rokok yang bliau hisap tiap hari. beliau suka nonton bola. walaupun saya bukan penggemar bola, namun saya pernah nonton bola dengan beliau bersama teman-teman yang lain saat ada siaran pertandingan bola di tv. kalau tidak salah siy saat itu sedang ada piala dunia. selain itu, beliau suka melucu. banyak banyolan yang beliau ceritakan yang membuat kami tertawa. yang paling saya ingat adalah banyolan tentang si kopral hahaha… (ceritanya off the record yah). saya jadi ketawa sendiri kalau inget cerita itu hehehehe.
satu lagi.. pak kuncoro yang mengantar saya ke jakarta dengan dua teman saya bersama masing-masing keluarga, untuk mengikuti wisuda sekolah tinggi akuntansi negara. kalau tidak diantar beliau, mungkin kami akan kebingungan harus menginap dimana malam hari sebelum wisuda, dan harus jalan kemana untuk sampai di plenary hall jcc. alhamdulillah, beliau menawari kami untuk berangkat bareng langsung dari cimahi menuju jakarta, pagi-pagi hari h wisuda. saat itu belum ada toll cipularang, dan kami harus melewati puncak untuk sampai di jakarta. pertama kali ke jakarta, pertama kali melewati puncak.. melihat gedung pencakar langit sepanjang gatot subroto, jenderal sudirman, dan senayan.. waaaaawwww… anak kampung pergi ke kota hehehe.
itu terjadi 2001 – 2001 lalu…
saat ini…..
saya sudah bekerja di jakarta. beberapa waktu lalu, tepatnya sebelum puasa, sempat terjadi obrolan hangat di partych.at teman-teman alumni prodip 1 cimahi, lulusan 2002, yang mengatakan bahwa pak kuncoro sudah meninggal. saat itu belum ada yang mengklarifikasi benar tidaknya berita itu. saat lebaran hari ketiga, saya bersama istri menyempatkan diri untuk bersilaturahmi ke cimahi. terakhir saya ke cimahi pertengahan juli 2008 lalu. sudah lama yak.. 2008 – 2012..
setelah memarkir kendaraan di kampus, saya menyusuri gang sempit yang memisahkan kampus dengan rumah penduduk di sekitar. gang yang sering kami lewati saat masih menempuh pendidikan itu, sudah terlihat berumur. banyak tembok yang terlihat batu batanya dari luar. banyak sampah daun kering yang menghiasi selokan kecil di pinggiran jalan gang.. sudah banyak berubah.
sampai di depan rumah, terlihat pak kuncoro dan bu kuncoro sedang bercengkerama di teras. setelah sungkem, kami menanyakan kabar bapak dan ibu. ibu terlihat masih segar, sementara bapak berjaket dan memakai kain sarung motif kotak-kotak. bapak memang terlihat kurang sehat. bliau mengeluhkan sakit di dada ketika batuk..
………………….
lagi-lagi di patych.at… “denger kabar, pak kuncoro – cimahi meninggal ya?” tulis seorang teman di forum gtalk hari senin pada minggu kedua setelah libur panjang lebaran. sontak saya bantah pernyataan itu. orang kemaren hari ketiga lebaran (21/8) saya masih ketemu beliau ko. “ini beritanya tanggal 23/8 lhoo..” masih ditulis oleh teman yang sama. “what??” saya kaget. jangan-jangan berita itu benar. dan setelah itu, ada beberapa klarifikasi dari temen-temen yang lain, yang menyatakan bahwa berita itu benar adanya. “innalillahi wa inna ilaihi raajiun..”
selamat jalan pak kuncoro. terima kasih untuk semuanya. semoga Allah memberikan ampunan atas segala kesalahan, menerima seluruh amal ibadah selama di dunia, dan ditempatkan di tempat yang terbaik di sisi-Nya. amin ya Robbal alamin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar