Selasa, 21 Mei 2013

yang baik di jakarta

menjelang berakhir masa pendidikan di D1 stan cimahi... 

"ngeri euy kalau penempatan di jakarta", kata saya... padahal mah belum pernah ke jakarta  :)
"ngeri kenapa?", arief, teman satu kost, tapi ambil jurusan pajak.
"kan rawan banget ama kejahatan.. udah gitu masyarakatnya individualis. tar jalan di gang, tiba-tiba di golok. hiiii...." #emang??
"trus kita kemana-mana harus naik taksi gitu??"
"mmm...."

gambaran jakarta memang sangat mengerikan saat itu. walau sebenarnya emang belum pernah siy nginjak tanah jakarta. cuman kalau lihat berita di patroli (sebuah acara berita kriminal di indosiar awal tahun 2000-an), sepertinya jakarta bukanlah tempat tinggal yang bersahabat.

------------------------------

satu saat saya harus pulang telat dari kantor, dan tetap dengan angkot yang naik dari depan kantor.. bila pulang tenggo ato jam 5.00 sore pas, seringnya dapat angkot yang langsung penuh dari depan jl.wahidin 2. dan biasanya, seluruh penumpang adalah orang kemenkeu. kalau pas hari senin or rabu, dominan warna biru.. baik warna angkotnya maupun seragam penumpangnya haha :D


nah kalau harus pulang telat, saya lebih sering naik angkot ke terminal senen terlebih dahulu, lalu ganti angkot yang ngetem ke arah kp.melayu di sana. dengan cara ini, akan lebih cepat sampai tujuan, karena angkot M01 yang ngetem di senen membutuhkan waktu yang relativ sebentar untuk memenuhi isi 'perut'nya, daripada angkot yang sama tapi 'kelayapan'. cuz dengan kelayapan ngetemnya bisa berkali-kali hehehehe...

saya telah mendapatkan posisi di dalam perut si angkot. tinggal tunggu satu penumpang lagi untuk diberangkatkan. penumpang angkot jakarta diatur sedemikian rupa, sehingga terdapat dua penumpang di kursi hot seat samping sopir, enam penumpang di deretan belakang sopir, empat orang di depan enam orang tadi, dan dua orang yang ngadep ke belakang. posisi kedua penumpang 'pesakitan' tersebut tepat di belakang dua penumpang hot seat yang duduk di samping sopir. kebayang kan?? hihihih....

nah satu orang yang ditunggu pun datang. eh ternyata ibu-ibu yang udah paruh baya. dengan berjiwa besar #eaaahh saya rela turun dari singgasana #lebay, mempersilakan sang ibu untuk menempati posisi saya di dalam perut si angkot. sementara saya menempati posisi sang ibu, pas di pintu dan ngadep ke belakang.. ga tega rasanya membiarkan beliau harus di posisi yang sebelumnya.

sepanjang jalan, asik aja. kalau ada yang turun dan engga ada yang naik lagi, saya pindah posisi.. hehe biar engga ngadep ke belakang lagi. minimal nyamping lah. trus tiba saatnya si ibu turun di kebon pala, sebelum jembatan rel jatinegara.

"dua ya pak, sama mas yang itu..!" kata sang ibu saat bayar ongkos angkot, seraya nunjuk ke arah saya...

masya Allah.. dibayarin sayah haha. padahal sepanjang jalan saya engga ngobrol sama si ibu. beberapa kali saya mengucapkan terima kasih padanya, dan dibalas dengan senyuman.

ternyata masih ada orang baik di jakarta, jiwa sosial juga belum hilang. mematahkan hipotesis saya sepuluh tahun yang lalu heeee.
walau sulit ditemukan, tapi percayalah kebaikan itu masih ada. 
#opo to ya yaa..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar