Rabu, 13 Januari 2016

famili di pontianak

keluarga besar saya...


selain di malang, juga di pontianak. dahulu kala, anak pertama mbah kung dan mbah uti saya (pakde) ada dapat penempatan di kerja di pontianak untuk jangka waktu yang lama. karena itu, seiring berjalannya waktu, pakde membawa serta adik-adiknya (saudara ibu saya) untuk ikut tinggal, sekolah, dan mencari kerja di sana.


pakde, paklik, bulik, semua udah pada berkeluarga. ada yang nikah dengan orang jawa juga, ada yang nikah dengan orang pontianak asli (al-kadrie), dan ada pula yang nikah dengan orang keturunan china. mmm, tionghoa ama china ya? hehe. whatever lah, sebenarnya sama aja. di dunia lain selain indonesia pun nyebutnya china kok. so, saya pikir tak apa bila penyebutannya seperti itu. yang penting kita tetap saling menghormati dan menghargai antar sesama manusia #tsahh..

kalau harus nyebut tionghoa, banyak yang harus dirubah beberapa penyebutan lokasi-lokasi yang telah ada. orang rombongan kereta, mas arief burhan dkk tak pernah lagi turun di stasiun pondok cina, karena udah berubah menjadi pondok tionghoa hihih.. tak ada lagi bidara cina, tak ada lagi pecinan.. semua telah berubah menjadi bidara tionghoa, dan pe-tionghoa-an. halah..


famili di perantauan, setiap bulan sekali mengadakan kumpul trah yang dibungkus dalam acara arisan. trah yang dipakai adalah trah dari mbah akung saya, sastroredjo. entah lupa kepanjangannya hehe. bersyukur banget mereka masih sering ketemu sebulan sekali. biar istilah orang jawa "kepaten obor" tidak terjadi. 

tau istilah kepaten obor? iya, maksudnya adalah biar persaudaraan tetap terjaga, tetap tersambung, tidak terputus/diputus/dimatikan seperti obor yang telah dinyalakan. #ribet hahaha.


pas saya datang ke sana, kebetulan yang dapat jatah ketempatan arisan adalah rumah saudara kembar saya. hasiiikkk.. seneng bisa ngumpul dengan keluarga kesar pontianak. rasanya udah lama banget engga ketemu mereka. bude, bulik-bulik, saudara sepupu saya. kangen. 

kejutannya adalah, saudara sepupu saya udah pada punya anak, yaaa seusia anak-anak saudara kandung saya di sana. ada yang nyebutnya mas, ada mba, ada koko hehe. jarang denger sebutan koko di keluarga ini. rasanya beragam dalam kebersamaan :D



Tidak ada komentar:

Posting Komentar