Senin, 27 Januari 2014

intoleran?

jakarta layaknya kota besar lain di dunia...
#halah, kaya pernah ke luar negeri aja haha


memiliki segudang cerita tersendiri. dari kemacetannya, dari banjirnya yang alhamdulillah saat ini mulai surut, dari sampahnya yang menggunung di kali, dan masyarakatnya. iyap! masyarakat jakarta sangat heterogen. sepertinya hampir semua ras dan suku bangsa ada di sini, baik yang lokal (indonesia) maupun mancanegara.

pernah denger cerita dari isteri saya, kalau saudara sepupunya pada saat awal-awal tinggal di jakarta sedikit heran dan tak habis pikir. kenapa? dalam kondisi hamil dan harus bekerja dengan mengendarai angkutan umum semacam metromini, saudara sepupu istri saya itu ketika turun dari angkutan umum itu terjatuh. biasalah, dengan alasan kejar setoran, ketika penumpang baru menurunkan satu kakinya ke aspal jalan, angkutan umum sudah perlahan bergerak maju.

herannya kenapa? tidak ada yang membantu dia untuk bangun ketika terjatuh itu. "klu di jogja pasti udah dikerumunin warga setempat..." ceritanya.

pagi ini, saat masih di commuterline saya merasakan ada yang getar dan memutuskan untuk mengeluarkan hape dari tas saya. hal ini tidak biasa saya lakukan di angkutan umum. saya sangat jarang mengeluarkan hape kalau tidak dalam kondisi darurat. semua demi alasan keamanan sih. walo hape tidak seberapa harganya, karena saya menggunakan lenovo s880, tapi data dan nomor telepon-nya jauh lebih berharga.

ketika saya lihat di screen, ada bbm dari istri saya. akhirnya kami chating sebentar. setelah selesai ngobrol, hape saya masukkan kembali ke dalam tas.

setelah turun di stasiun pasar senen dan selesai proses taping out, saya jalan kaki ke kantor. melewati banyak orang di stasiun, terminal senen, bahkan melewati satpam di pintu masuk belakang komplek kantor. semua tampak biasa aja. seperti hari-hari sebelumnya hehe..

semakin mendekat ke gedung djuanda 1, dimana tempat kerja saya berada di dalamnya, saya ko tiba-tiba teringat sesuatu. segera tangan kiri memegang tali tas, sedikit menyeretnya dari bahu belakang, daaann.. ya Alloh.. ternyata tas belum ketutup dengan sempurna. lupa menutup resleting tas ketika membuka hape di dalam commuterline tadi. jadi ketika saya jalan dari stasiun - melewati terminal - jalan raya pasar senen - satpam pintu masuk komplek kantor... tas dalam kondisi kebuka? dan.. daaannn.. tidak ada yang berusaha untuk sekedar menegur saya bahwa tas dalam kondisi seperti itu. 

intoleran? entah apa namanya. yang jelas tidak ada tenggang rasa.. merasakan gimana perasaan saya #halah.

saya yang lupa, siapa peduli.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar