Minggu, 08 Maret 2015

nge-gadog

tadinya sih mo nulis 'nggadog'...


tapi, kalau dilafalkan akan terasa sangat dekat dengan kata 'mb*dok'.. haha. tentunya satu kata yang sangat kasar nan tidak sopan bagi orang yang asli jawa. so, saya menggantinya dengan judul 'nge-gadog'.

pernah ada cerita saat sma dulu. saat saya kelas dua, ada teman baru pindahan dari sebuah sma di papua. sebenarnya dia keturunan jawa juga sih, sehingga di negeri papua dia tidak asing dengan bahasa jawa. walaupun mungkin baru kali ini dia menginjakkan kaki di tanah jawa. khususnya malang bagian selatan, terdampar di sebuah sma pesisir jawa timur.

'kriiiingg..." bel istirahat siang berbunyi.. sebagian dari kami segera berhamburan keluar, kaya di pilem-pilem kartun jepang itu. sementara beberapa keluar ruang kelas dengan santai dan cool.. termasuk diantaranya adalah teman baru tersebut. engga tau ada yang mengatakan sebuah kata "mb*dok..".. engga tahu entah dari 'mulut mulia' yang mana kata tersebut keluar. yang jelas, teman baru saya segera menyahut.. "iyo.. ayo mb*dok, yok...!" ("iya, ayo makan, yok..!) GLEKK..

"hahahahaha..." ketawa kami pecah mendengar ajakan sang teman baru. tapi muka merah padam dengan senyum tipis sangat terlihat di wajahnya. kasian juga sih hehe. setelah kami puas tertawa, salah seorang diantara kami ada yang memberi tahu bahwa kata itu sangat tidak baik di sini. mungkin dia pernah mendengar kata itu di bumi papua sana, dan mengira bahwa kata itu sudah jamak dipakai dalam pergaulan sehari-hari di pelosok malang.

balik ke nge-gadog (pusdiklat anggaran dan perbendaharaan) yang saya jalani satu minggu penuh, tepatnya tanggal 23-27 februari lalu, dalam rangka diklat perencanaan dan penganggaran. terakhir saya diklat di sana sekitar bulan oktober 2014 lalu dalam rangka workshop logic model.

awalnya saya males jalan ke sana, karena engga ada barengan dari biro cankeu. dari daftar nama yang tertera dalam lampiran surat tugas bagi peserta dari unit setjen, engga ada satu pun yang saya kenal. ya wis lah, saya harus pulang balik jakarta-gadog. selain karena alasan itu, juga kasian istri yang sendirian di rumah.
hari pertama, saya naik aptb dari halte transjakarta bnn-cawang. walaupun ada trobel sedikit, akhirnya dapet juga aptbnya. jalanan lancar banget, karena memang melawan arah. pemandangan berbeda terlihat di tol arah jakarta, padat merayap. puasss rasanya.

pas pembukaan, eh ada temen itjen yang juga ikut diklat yang sama, mas guindra. weh, ga nyangka ada yang kenal juga. trus ada teman dari kpknl padang yang mengikuti diklat yang lain.

selama diklat, kami dikenalkan dengan undang-undang sppn, dikenalkan penataan arsitektur dan informasi kinerja pada hari pertama. hari kedua kami belajar menyusun tor dan rab. hari ketiga kami belajar menghitung capaian kinerja dari aspek impelentasi, aspek manfaat, dan aspek konteks. hari keempat kami belajar aplikasi rka-k/l. dan hari terakhir ujian 'komprehensif'.
cukup mengasikkan dan menambah pengetahuan, khususnya ranah perencanaan dan penganggaran.

untuk menuju gadog, beberapa hari diantaranya saya kadang bawa kendaraan, kadang naik angkutan perbatasan terbadu busway (aptb). pas bawa kendaraan, sorenya ada yang nebeng. alhamdulillah ada yang bisa diajak ngobrol. pas pulang hari selasa, yang nebeng mas guin ama mas hendro djkn. rabu yang nebeng ada si firza djppr. hari kamisnya engga bawa kendaraan, lantaran mo nemuin kembaran saya yang ada pelatihan di jakarta.

hari terakhir.. selepas ujian main ke kamarnya mas guin ama mas hendro. awalnya mas guin ajak sholat jumat di masjid atta-awun puncak, dan mas hendro mengamini. "sampean yang bawa ya, boss!" kata saya ke mas guin, dan diokein ama dia. aseekk..

jalan baliknya, hujan udah reda en ga terlalu macet.

perjalanan cukup macet, dan hujan turun dengan derasnya pas kami sampai di lokasi. basah kuyup ditambah hawa dingin puncak.. ah semoga kami engga masuk angin. banyak orang arab ternyata yang sholat jumat di sana. kelakar kami saat melihat mereka adalah.. 'mungkin mereka ini yang ke indonesia dan sukanya kawin kontrak' hahaha.



setelah nyelfi sebentar, kami menuju ke sebuah warung. menu wajib ke puncak dengan hawa dingin seperti itu adalah ind*mie rebus dengan minum bandrek panas.
"ind*mie rebus berapa?"
"sembilan ribu.." kata ibu penjual.
"bandrek?"
"tujuh ribu.."


khawatir kena getok, tanya dulu harga masing-masing makanan yang akan kami pesan. ngobrol ngalor ngidul dan alhamdulillah, nikmatnyaaaaa... makan ind*mie dengan pemandangan hamparan kebun teh yang menghijau. terlihat di seberang sana, ada beberapa orang yang sedang berolah raga paralayang. 

  jalan turun, mas guin masih nawarin bawa kendaraan. aseekk.. untuk yang kedua kali.
"sup durian masih berlaku kan?" memang, pas pulang hari selasa sebelumnya kami janji mo makan sup durian di depan pusdiklat pada hari terakhir diklat.
"jadi lah..."
bahkan setelah makan sup durian, dengan kebaikan hatinya tetap menawarkan untuk membawa kendaraan menuju jakarta. weaa..





Tidak ada komentar:

Posting Komentar